SAUH BAGI JIWA
“Roh manusia adalah pelita TUHAN, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya.” (Ams. 20:27)
“Roh manusia adalah pelita TUHAN, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya.” (Ams. 20:27)
Suatu ketika, seorang saudara seiman sedang memundurkan mobilnya dari garasi. Karena kurang hati-hati, mobilnya menyerempet mobil lain yang terparkir di pinggir jalan. Dia segera menghentikan mobilnya, lalu ia menuliskan nomor teleponnya di secarik kertas, menjelaskan bahwa dia-lah yang menyerempet mobil dan bersedia mengganti biaya perbaikan. Kertas itu lalu dia sisipkan di mobil yang ia serempet. Beberapa jam kemudian, si pemilik mobil meneleponnya, dan akhirnya saudara itu membayar biaya perbaikan yang cukup besar, sebesar yang ditagihkan.
Setelah kejadian itu, dia menceritakannya kepada saya dan mengatakan: ‘Bila ada orang menyerempet mobil saya dan pergi tanpa jejak, saya harus membayar sendiri biaya perbaikan itu. Tentu hal ini akan membuat saya marah. Karena itu, kalau kita sendiri tidak mau diperlakukan seperti itu, kita jangan melakukannya kepada orang lain. Biaya perbaikan mobil itu cukup mahal, tetapi saya tetap harus membayarnya karena saya yang ceroboh menyebabkan kecelakaan itu. Saya tidak mau berpura-pura bodoh karena tidak ada orang yang melihat kejadian itu. Sesungguhnya Tuhan melihat semuanya. Tuhan menyelidiki setiap perbuatan saya dari surga. Saya tidak mau membuat Tuhan sedih karena memberi alasan kepada Iblis untuk mendakwa saya kepada Tuhan dengan berkata: ‘Ternyata orang yang percaya kepada Tuhan juga seperti itu, pura-pura tidak tahu sewaktu menyerempet mobil orang lain. Anak Engkau sangat tidak bertanggung jawab, apa bedanya dengan saya yang adalah Iblis ini?’
Roh manusia adalah pelita yang Tuhan taruh di tubuh manusia. Pelita ini senantiasa menyelidiki hati, pikiran, ucapan dan perbuatannya. Dalam perkara itu, saudara ini telah mengalahkan sifat mementingkan diri sendiri dan sifat mau lepas tanggung jawab. Sama seperti Daud dalam mazmurnya mengatakan: “Bila Engkau menguji hatiku, memeriksanya pada waktu malam, dan menyelidiki aku, maka Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan.” (Mzm. 17:3).
“Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.” (1Ptr. 2:12). Mata orang-orang melihat kita. Tuhan juga diam-diam menyelidiki kita. Asalkan perbuatan kita baik, maka Allah akan dimuliakan pada hari Ia melawat mereka.