SAUH BAGI JIWA
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 22 Feb 2021
“Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah.” (Mzm. 127:3)
“Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah.” (Mzm. 127:3)
Sulit dibayangkan, apabila seorang imam yang demikian dipakai dan dipuji TUHAN, tetapi justru gagal dalam mendidik anak. Ini dialami oleh Samuel. Kelakuan anak-anaknya tidak benar, sehingga menjadi alasan bagi para tua-tua Israel meminta dan mengangkat seorang raja untuk memerintah mereka, dengan demikian terlepas dari pimpinan TUHAN.
Samuel kesal atas permintaan mereka untuk mengangkat seorang raja. Sewaktu dia berdoa kepada TUHAN menyangkut hal ini, TUHAN menghiburnya dengan berfirman: “Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.” (1Sam. 8:6-7). Ini merupakan penegasan TUHAN kepada Samuel. Tetapi kelakuan curang anak-anaknya adalah kenyataan yang tak terbantahkan, dan ini menjadi alasan kuat bagi bangsa Israel untuk meminta mengangkat seorang raja.
Mengapa kelakuan anak-anak Samuel bisa demikian buruk? Mungkin karena Samuel terlalu sibuk melayani TUHAN sehingga tidak ada waktu untuk mendidik anak. Mungkin karena kedudukan imam Samuel demikian tinggi dan terhormat, sehingga tanpa sadar menimbulkan kesombongan dalam hati anak-anaknya. Mungkin juga karena Samuel tidak banyak waktu menemani anak-anaknya, lalu memanjakan mereka sebagai kompensasi. Mungkin juga karena istri Samuel tidak membantu Samuel dalam memelihara dan mendidik anak. Apapun alasannya, kelalaian Samuel dalam mendidik anak menyebabkan mereka setelah besar tidak melakukan kebenaran seperti yang dilakukan ayahnya.
Hai anak-anak Allah! Ketika Anda tahu kejadian sejarah ini, apakah Anda merasa takut? Samuel yang taat dan yang mulia saja gagal dalam mendidik anak, bagaimana dengan kita? Anak-anak adalah seperti selembar kertas putih polos; masa depannya menjadi pribadi seperti apa adalah tanggung jawab orang tua. Bila kelakuan anaknya tidak benar, orang tua tidak dapat lepas tanggung jawab. Maka hari ini sebagai orang tua, kita harus memetik pelajaran dari sejarah ini.
Umat Kristen mungkin punya anggapan keliru, mengira asalkan banyak bekerja untuk Tuhan, maka walaupun kurang memperhatikan pendidikan dan pengajaran kepada anak, Tuhan akan memberkati anaknya menjadi orang benar dan orang berguna. Tetapi dari kejadian anak-anak Samuel ini kita disadarkan agar jangan ikut keliru.
Memang kita akan diberkati Tuhan apabila bekerja untuk Tuhan, tetapi kita juga wajib mendidik anak agar mereka kelak berjalan di jalan kebenaran. Karena anak-anak adalah milik pusaka TUHAN, maka kita harus memeliharanya dengan sungguh-sungguh agar tidak menjadi rusak.
Sebagai orang tua, usaha dan waktu yang kita gunakan untuk memelihara anak akan menjadi faktor penting bagi perkembangan anak. Kelak kita akan melihat buahnya di dalam kehidupan anak. Setiap orang tidak dapat melepaskan tanggung jawab dalam mendidik anak, dan ini tidak berkaitan dengan berapa banyak dia bekerja melayani Tuhan. Satu hari kita menjadi orang tua, satu hari kita wajib memelihara mendidik anak. Waspadalah!