SAUH BAGI JIWA
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 05 Feb 2021
“Dan untuk itu Aku akan merendahkan keturunan Daud, tetapi bukan untuk selamanya. Lalu Salomo berikhtiar membunuh Yerobeam, tetapi Yerobeam bangkit dan melarikan diri ke Mesir.” (1Raj. 11:39-40)
“Dan untuk itu Aku akan merendahkan keturunan Daud, tetapi bukan untuk selamanya. Lalu Salomo berikhtiar membunuh Yerobeam, tetapi Yerobeam bangkit dan melarikan diri ke Mesir.” (1Raj. 11:39-40)
Salomo mencintai perempuan-perempuan bangsa asing, sehingga hatinya terbujuk oleh mereka dan ikut menyembah berhala-berhala bangsa asing. Hal ini membuat Allah sedih dan murka, lalu Allah menghukum dia dan mengoyakkan kerajaannya untuk diberikan kepada hambanya.
Allah kemudian menyuruh Nabi Ahia mendatangi hamba yang bernama Yerobeam itu, dan memberitahukannya bahwa Allah akan mengambil kerajaan Salomo dengan menyerahkan 10 suku Israel kepadanya.
Setelah Salomo mengetahui hal ini, dia bukannya mawas diri untuk menyadari bahwa hukuman itu disebabkan karena dia meninggalkan Allah dan beribadah kepada allah palsu, sebaliknya dia berikhtiar membunuh Yerobeam. Maka Yerobeam bangkit melarikan diri ke Mesir, dan dia tinggal di Mesir sampai Salomo mati.
Mengapa raja yang demikian diberkati dengan penuh hikmat berubah menjadi demikian? Apakah Salomo tidak sadar bahwa semuanya itu berasal dari Allah? Kalau semuanya itu berasal dari Allah, apakah mungkin Allah membiarkan dia membunuh Yerobeam?
Saya sering berpikir, apabila waktu itu Salomo segera mengaku dosa dan bertobat, membuang semua berhala dan allah palsu, mengusir semua isteri dan gundik dari perempuan-perempuan asing, lalu berpuasa berdoa memohon pengampunan Allah, dan melarang rakyat menyembah berhala, ada kemungkinan Allah tidak jadi menghukum dia, dan tidak mengoyakkan kerajaannya menjadi dua. Sayangnya Salomo tidak bertobat, sebaliknya mau membunuh orang yang ditentukan Allah untuk melawan dia.
Hari ini kita melayani Tuhan di gereja, bila Tuhan berkehendak menggantikan kita dengan orang lain, mungkin supaya kita beristirahat, atau untuk mawas diri, bisakah kita taat? Atau kita malah sama seperti Salomo yang berusaha keras melawan kehendak Allah?
Dahulu Salomo menentang kehendak Allah dengan berusaha membunuh penggantinya. Hari ini, orang yang tidak taat kepada kehendak Allah menggunakan gosip dan fitnah, menimbulkan dengki dan perselisihan, untuk melawan kehendak Allah. Jangan kira Allah tidak peduli dan tidak akan turun tangan. Sesungguhnya Allah mengawasi dari tempat tersembunyi dan pasti akan membalaskannya.
“TUHAN semesta alam telah bersumpah, firman-Nya: Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana.” (Yes. 14:24). Tuhan juga berfirman, “TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat menggagalkannya? Tangan-Nya telah teracung, siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali?” (Yes. 14:27). Allah sudah merencanakan semua yang akan Dia lakukan, orang yang menentangnya hanya akan mendatangkan murka Allah. Karena itu mengapa tidak taat?
“Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” (Mzm. 51:19) Karena itu, hai anak-anak Allah! Janganlah meniru Salomo yang hatinya tidak patah remuk dan malah menentang kehendak Allah!