SAUH BAGI JIWA
“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Mat. 6:34)
“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Mat. 6:34)
Ada sebuah website Kristen di mana pembaca dapat memilih ayat Alkitab yang disukai. Tujuan website itu adalah untuk mengetahui ayat Alkitab manakah yang paling banyak disukai orang. Ternyata Matius 6:34 ini mendapat pilihan ‘like’ yang paling banyak!
Ayat-ayat lain, pada waktu saya menulis artikel ini ada yang mendapat beberapa ratus ‘like’, ada yang beberapa ribu, sedangkan ayat ini sudah mendapat 150 ribu ‘like’. Saya kira di antara pembaca website ini ada yang bukan Kristen, tetapi isi ayat ini tetap bergema di hati mereka yang berbeda agama, sebabnya tidak lain karena kebanyakan orang direpotkan oleh rasa ‘kuatir’.
Siapakah orang yang hidup di zaman penuh dengan ketegangan dan persaingan ini yang tidak merasa kuatir? Setiap orang setiap hari memikul beban berat dalam belajar, bekerja, ekonomi, keluarga, kesehatan, relasi, dan lainnya. Marilah kita mendengar bagaimana Tuhan Yesus mengajarkan kita dalam menghadapi kekuatiran.
Tuhan mengajarkan tentang burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Allah yang di surga. Kita jauh melebihi burung-burung itu, bagaimana mungkin Allah Bapa tidak memelihara kita? Bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Allah mendandaninya demikian cantik, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kita? Sebab itu janganlah kita kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? (Mat. 6:25-31)
Banyak orang berkata: ‘Saya juga tahu sebaiknya jangan kuatir akan hari esok, tetapi saya justru kuatir terus!’. Jika Anda tidak menemui cara untuk melepaskan kekuatiran, biarlah saya berbagi dengan Anda: percaya kepada Yesus adalah cara yang paling baik untuk tidak kuatir.
Di dalam Alkitab ada cerita tentang seorang perempuan yang bernama Hana. Dia bersusah hati karena mandul, sedangkan madu suaminya justru mempunyai anak, dan sering menambah sakit hatinya dengan menertawakan kemandulannya. Hana kemudian berdoa sambil menangis di hadirat Allah, memohon Allah memberi dia anak. Allah mendengarkan doanya dan menghilangkan kekuatirannya: satu tahun kemudian dia melahirkan seorang anak laki-laki.
Pengalaman Hana juga menjadi pengalaman saya. Kalau kita mau menyerahkan permasalahan, kesulitan kta, penderitaan, dan kekuatiran kita kepada Allah, Dia akan membuka jalan bagi kita sehingga kita bisa tertawa dan puas!
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat. 11:28), “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (1Ptr. 5:7). Ayat-ayat ini sangat melegakan hati saya, jika Anda mau percaya kepada Allah, ayat-ayat ini juga pasti dapat membantu Anda!