SAUH BAGI JIWA
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 30 Jan 2021
“Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.” (Luk. 18:1)
“Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.” (Luk. 18:1)
Cukup sering kita hidup dengan melawan logika. Contohnya, kita tahu pentingnya berdoa, tetapi waktu berdoa justru paling sedikit. Kita lebih banyak menggunakan waktu untuk menggunakan komputer, telepon genggam, main video-game; kita tidak mau meluangkan waktu lebih banyak untuk Tuhan. Kita lebih banyak memakai waktu mengobrol dengan teman-teman, tetapi tidak mau berkomunikasi lebih dekat dengan Tuhan. Kita berusaha kuat mempelajari hal-hal baru. Dan kalau menghadapi kesulitan, kita tetap gigih berusaha mengatasinya. Tetapi bila doa kita sedikit lebih lambat dijawab oleh Tuhan, kita segera putus asa.
Jika waktu berdoa kita setiap hari hanya beberapa menit saja, bagaimana kita bisa masuk ke kedalaman rohani, mendengar wahyu Tuhan yang paling rahasia, mengerti firman-Nya yang penuh kasih? Sejak dahulu, tidak ada umat kudus yang malas berdoa; mereka semua berdoa dengan waktu yang panjang! Apakah kita pernah ketemu dengan satu orang yang dipenuhi Roh Kudus, namun tidak pernah berdoa sendirian dengan waktu yang lama? Ada orang mengatakan, perjalanan ke surga harus dijalani dengan lutut, maksudnya berlutut berdoa. Kalau kita mau seperti umat kudus zaman dahulu yang mengerti kehendak Allah dan mampu mengalahkan cobaan dunia, maka kita harus meneladan mereka dan belajar tekun dalam doa.
Sewaktu Yosua bersama orang Israel maju berperang melawan orang Amalek, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel. Tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek (Kel. 17:11). Menurut Anda, untuk apakah Musa mengangkat tangannya? Tentulah untuk berdoa kepada Allah!
Samuel tidak sama dengan hakim-hakim lain di zaman hakim-hakim; mereka semua adalah pahlawan yang berani menyerang musuh, sedangkan Samuel hidup sampai besar di Bait Suci. Dia bukanlah orang yang bisa mengangkat senjata untuk berperang, tetapi dia mengangkat tangannya untuk ‘berdoa’. Waktu ibu Samuel tidak bisa melahirkan karena mandul, dia juga berdoa mencurahkan isi hatinya kepada Allah, maka Allah mengasihaninya sehingga melahirkan Samuel.
Demikian juga banyak nabi-nabi yang menyelesaikan pekerjaan Allah melalui doa, termasuk Tuhan Yesus sendiri juga sering mengundurkan diri ke padang gurun atau gunung untuk berdoa. Sebelum Dia mati disalib, malamnya Dia berdoa sampai tiga kali di Taman Getsemani. Dia memohon Allah menolong-Nya untuk meminum cawan pahit itu demi menggenapi kehendak Allah.
Saya mengharapkan kita semua dapat menggunakan banyak waktu untuk berdoa. Sekalipun Allah belum membuka jalan menyelesaikan permasalahan kita, tetaplah berdoa, dan jangan putus asa. Di tubuh saya banyak penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter. Saya hanya berdoa dan berdoa setiap hari, tanpa saya ketahui kapan, penyakit itu semua sembuh. Puji Tuhan!