SAUH BAGI JIWA
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yoh. 14:27)
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yoh. 14:27)
Setelah Tuhan Yesus bangkit dan naik ke surga, Dia meninggalkan damai sejahtera bagi kita. Tidak ada yang lebih baik dari damai sejahtera yang Tuhan berikan kepada kita. Ketika orang tua kita meninggal dunia, selain meninggalkan kasih sayang, kehangatan, pengajaran, dan kenangan indah, mungkin masih meninggalkan rumah, mobil atau harta lainnya. Tetapi mereka tidak dapat meninggalkan damai sejahtera bagi kita, karena mereka bukanlah Tuhan!
Damai sejahtera itu termasuk tubuh sehat, hati gembira, pekerjaan lancar, pergi jalan-jalan aman, tidak terjadi kecelakaan, hidup rukun, dan sebagainya, semuanya ini didambakan oleh orang-orang di dunia, tetapi hanya Tuhan yang dapat memberikannya. Namun damai sejahtera yang Tuhan berikan tidak terbatas pada hal-hal itu saja. Ada lagi satu ‘damai sejahtera’ yang sesungguhnya, yaitu tatkala berada dalam kesusahan besar, hati dapat tetap tenang, tidak kuatir, tidak takut. Jadi kesengsaraan apa pun tidak dapat merampas damai sejahtera yang sejati ini. Inilah damai sejahtera yang paling berharga pemberian Tuhan.
Seorang saudari tua yang bernama Lois, seumur hidupnya penuh dengan kesusahan. Namun dia mempunyai damai sejahtera sejati yang menjadi satu kesaksian hidup yang indah! Pada usia 26 tahun, Lois yang sakit kusta percaya Tuhan di Gereja Yesus Sejati, berharap sakitnya disembuhkan. Kemudian 66 tahun berlalu, jiwa raganya tersiksa oleh penyakit itu, sampai dia meninggal dunia pada umur 92 tahun, Tuhan tidak pernah menyembuhkan penyakit kustanya.
Kelanjutan imannya yang teguh itu, Tuhan malah membiarkan sakit kusta merampas wajahnya yang dahulu cantik, memutuskan sepuluh jari tangan dan sepuluh jari kaki yang tadinya sehat, hidungnya melesak, dua kakinya pun membusuk. Kalau orang lain mengalaminya, kemungkinan besar dia akan menjadi ragu, tidak percaya dan bersungut-sungut. Namun Lois justru lebih sukacita dari pada siapa pun.
Setiap orang yang membesuk dia, selalu berpikir bagaimana menghiburnya. Tetapi mereka malah terhibur oleh dia; berpikir bagaimana berdoa untuknya, tetapi sebaliknya dia yang berdoa untuk orang yang membesuknya. Hari ini banyak orang yang pergi ke mana-mana dengan bebas, tetapi hati mereka justru terbelenggu bak dalam penjara. Sebaliknya, Lois hidup di panti jompo, namun hatinya merdeka. Tembok panti jompo tidak dapat mengurung hatinya, karena dia memiliki damai sejahtera sejati yang diberikan Tuhan kepadanya. Kita dapat membaca kesaksian Lois ini di Majalah “Holy Spirit Monthly” bulan Agustus 2005.
Iman, damai sejahtera, sukacita, dan kepuasan yang dimilikinya mengharukan semua orang dan menjadi dorongan bagi semua orang. Tanpa damai sejahtera dari Tuhan, tidak mungkin dia bisa berbuat seperti itu!
Damai sejahtera dan sukacita adalah seperti saudara kembar, kalau ada damai sejahtera maka akan mendatangkan sukacita, ada sukacita membuktikan ada damai sejahtera. Karena itu hai anak-anak Allah, jangan lagi kuatir dan takut, karena Tuhan sudah mengaruniakan damai sejahtera bagi kita. Hal ini sama seperti kita mendapat kartu ATM untuk menarik uang tanpa batas, kapan pun dan di mana pun. Kita dapat menarik damai sejahtera dan sukacita dari Tuhan untuk melunasi hutang kekuatiran dan ketakutan kita. Betapa bahagianya kita menjadi anak-anak Allah!
“Peace” by cattan2011 is licensed under CC BY