SAUH BAGI JIWA
“Jadi raja tidak mendengarkan permintaan rakyat, sebab hal itu merupakan perubahan yang disebabkan Allah, supaya TUHAN menepati firman yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Ahia, orang Silo, kepada Yerobeam bin Nebat.” (2Tawarikh 10:15)
“Jadi raja tidak mendengarkan permintaan rakyat, sebab hal itu merupakan perubahan yang disebabkan Allah, supaya TUHAN menepati firman yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Ahia, orang Silo, kepada Yerobeam bin Nebat.” (2Tawarikh 10:15)
Setelah Salomo mati, Rehabeam, anaknya, menggantikannya menjadi raja. Rakyat lalu mengajukan permintaan, memohon Rehabeam mengurangi tanggungan berat yang dibebankan ayahnya, dengan demikian, mereka akan bersedia tetap menjadi hamba melayani raja.
Rehabeam lalu meminta nasihat dari para tua-tua yang selama hidup Salomo mendampingi Salomo, juga meminta nasihat kepada orang-orang muda yang sebaya dengan dia dan yang mendampinginya. Para tua-tua mengusulkan agar raja bersikap ramah dan menjawab rakyat dengan kata-kata yang baik, maka mereka akan menjadi hamba sepanjang waktu. Sedangkan orang-orang muda mengusulkan agar raja membebankan tanggungan yang lebih berat kepada rakyat.
Rehabeam yang baru saja menjadi raja, tidak dapat mendengarkan keluhan dari rakyatnya, dia mengabaikan nasihat para tua-tua, dan mengikuti nasihat orang-orang muda, berkata keras dan membebankan tanggungan yang lebih berat dan lebih keras kepada rakyat. Setelah seluruh Israel melihat, bahwa raja tidak mendengarkan permintaan mereka, mereka lalu berontak terhadap Rehabeam, dan mengangkat Yerobeam menjadi raja mereka. Demikianlah mulanya orang Israel memberontak terhadap keluarga Daud sampai hari ini.
Alkitab mengatakan hal ini merupakan perubahan yang disebabkan Allah! Ini adalah pernyataan yang mengejutkan! Ternyata Rehabeam tidak mau mendengarkan nasihat para tua-tua, sebaliknya menuruti nasihat orang-orang muda, menyebabkan negerinya pecah menjadi dua, walaupun ini adalah pilihan dia, namun ini adalah disebabkan oleh Allah untuk menepati firman Allah.
Mengapa Allah membalasnya seperti itu? Sebabnya adalah karena ayahnya mencintai perempuan-perempuan asing, dan ikut menyembah berhala-berhala asing, maka Allah mengutuk Salomo, membuat negerinya pecah menjadi dua pada masa anaknya menjadi raja. Ini menjadi peringatan bagi Salomo dan bani Yehuda, betapa berat akibat dosa menyembah berhala bangsa asing itu!
“Yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini.” (Yesaya 45:7). Jadi, apakah itu hal baik atau hal buruk, berkat atau kutuk, semuanya adalah disebabkan oleh Allah. Maka kita harus ingat, apapun yang terjadi, hendaklah kita memeriksa diri sendiri, agar kita terpelihara di dalam kekudusan dan keadilan Allah, jangan sampai kita tidak sadar telah berbuat dosa sehingga dihukum Allah.
Allah itu adil, Ia tidak sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, Ia berlaku adil kepada semua orang. Bila kita menemui diri kita berdosa kepada Allah, hendaklah segera memohon pengampunan kepada-Nya, dan Ia pasti mau mengampuni kita. Bila setelah memeriksa diri kita tidak menemui dosa apapun, maka walaupun bahaya menghadang di depan kita, kita tidak perlu kuatir, karena semuanya pasti disebabkan oleh Allah yang berkehendak baik kepada kita.
“View to Ehrenstein” by pstenzel71 is licensed under CC BY-ND