SAUH BAGI JIWA
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 21 Jan 2021
“Sungguh, Engkau Allah yang menyembunyikan diri, Allah Israel, Juruselamat.” (Yesaya 45:15)
“Sungguh, Engkau Allah yang menyembunyikan diri, Allah Israel, Juruselamat.” (Yesaya 45:15)
Allah kita sesungguhnya ialah Allah yang menyembunyikan diri, Ia mengatur dunia dengan menggunakan sepasang tanganNya yang tak nampak. Meskipun langit adalah karyaNya, bumi adalah hasil buatanNya, alam semesta dan segalanya semua berasal dari padaNya, namun dari masa penciptaan hingga kini, Ia tetap diam, tak bersuara, menyembunyikan Diri. Seperti yang dikatakan pemazmur: “Langit itu langit kepunyaan TUHAN, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia.” (Mazmur 115:16). Rasul Yohanes juga berkata: “Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.” (Yohanes 1:18)
Seringkali Allah menempatkan kita di tempat yang gelap, kondisi yang sulit, bahaya pada lubang yang dalam, yang membuat kita tidak dapat merasakan keberadaanNya. Sesungguhnya Ia menyembunyikan Diri hanya untuk sesaat saja! Karena Dia tahu dan hanya dengan seperti ini barulah dapat menyadarkan kita akan kualitas rohani yaitu mendekat kepadaNya, mengejarNya, memandang kepadaNya, serta taat kepadaNya.
Seperti halnya bila tiba-tiba terjadi mati lampu, respon pertama kita pastilah mencari sumber cahaya. Di tempat yang begitu gelap gulita, meskipun hanya ada sebuah lilin kecil, namun dapat membuat manusia merasa puas. Karena ia dapat membawa terang di dalam ruangan yang gelap. Apabila Allah tidak menyembunyikan Diri-Nya, maka Ia akan seperti lampu yang dapat kita nyalakan setiap saat, manusia tidak menghargai sumber cahaya yang demikian. Tuhan menyembunyikan Diri hanya untuk sementara waktu, maka barulah manusia akan berupaya mencari Dia bagai mencari sumber cahaya.
Ketika Allah menyembunyikan Diri, pemazmur seringkali menulis mazmur yang menyerukan ratap dan permohonan: “Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?” (Mazmur 10:1). “Berapa lama lagi, ya TUHAN, Engkau bersembunyi terus-menerus, berkobar-kobar murka-Mu laksana api?” (Mazmur 89:46). Sesungguhnya Allah tidak akan menyembunyikan Diri untuk selamanya, terlebih lagi Dia tidak akan menyembunyikan Diri dan tidak mendengarkan permohonan kita.
Ayub di tengah kesukarannya merasakan sendiri: “di utara kucari Dia, Ia tidak tampak, aku berpaling ke selatan, aku tidak melihat Dia. Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.” (Ayub 23:9-10). Dari dulu hingga kini, Allah selalu adalah Allah yang menyembunyikan Diri, kita harus terbiasa dengan cara Tuhan mengasihi kita, menerima cara Tuhan melatih dan menguji kita, karena hanya dengan demikian barulah kita dapat menjadi emas murni!
Allah selalu mengetahui tindakkanNya, setiap kali ada krisis yang menyeramkan, ancaman yang menakutkan, kesukaran yang menyayat hati, semua itu membuat kita memperoleh kesempatan untuk merasakan kesetiaan dan kekuatan Tuhan. Tidak lama lagi, maka kita akan menemukan bahwa: “Dan walaupun Tuhan memberi kamu roti dan air serba sedikit, namun Pengajarmu tidak akan menyembunyikan diri lagi, tetapi matamu akan terus melihat Dia,” (Yesaya 30:20)