SAUH BAGI JIWA
“Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.” (Ams. 18:24)
“Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.” (Ams. 18:24)
Di Kanada pada waktu musim dingin, seluruh permukaan tanah maupun udara menjadi dingin dan membeku. Akibatnya, banyak rumah menyalakan alat pemanas dan perapian untuk menghangatkan ruangan. Ada seorang teman menceritakan pengalamannya berada di samping perapian untuk menghangatkan ruangannya.
Dia mengatakan bahwa pada waktu melihat ruang tamunya, dia membayangkan dirinya duduk sendirian di samping perapian, sedangkan di luar turun salju yang menutupi langit dan bumi. Keadaan itu menampilkan suasana hening mencekam, hatinya menjadi sangat sedih dan tanpa sadar dia menitikan air mata.
Perasaan seseorang sering dipengaruhi oleh cuaca, keadaan hati, kesehatan tubuh dan lainnya. Hujan salju, awan mendung, penyakit, kematian anggota keluarga, kehilangan pekerjaan dan sebagainya, dapat mempengaruhi perasaan kita, sehingga kita merasakan dunia ini kelabu dan tidak ada pengharapan.
Tetapi saudara saudari yang kekasih, saya mau berbagi. Bila engkau mengenal Tuhan yang benar, pengaruh suasana dan keadaan yang menimbulkan rasa sepi dan sedih itu akan sangat berkurang. Karena di antara langit dan bumi, Tuhan yang tidak kelihatan itu selalu mengelilingi engkau. Walaupun tidak ada orang di dekatmu, kau akan merasakan Tuhan memenuhi hatimu memberi perasaan mantap dan damai sejahtera. Tuhan yang tak kasat mata itu akan membuat engkau merasa tenang, damai, hangat, mantap, berpengharapan. Tuhanlah sahabat sejatimu, Dia berada di sisimu, sekalipun engkau dirundung hal-hal yang menyedihkan membuat engkau menangis, Dia akan membuat engkau bersukacita.
Manusia hidup di dunia ini jarang mendapat teman, lebih sulit lagi sahabat karib. Teman boleh banyak, namun kita harus memilih mana yang sejati dan bermanfaat. Ada teman yang mendatang kecelakaan, sehingga kita harus hati-hati dalam berteman. Namun ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara. Dia adalah Tuhan Yesus. Dia tidak akan melukaimu, tidak akan mengkhianatimu, tidak akan meninggalkanmu, Dia bahkan mati untukmu dan akan memberi anugrah hidup kekal kepadamu.
“Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” (Yes. 53:4-5)
Di dunia ini, siapa yang mau menanggung penyakit dan sengsara kita selain Yesus? Bukan itu saja, Tuhan Yesus berkata: “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.” (Yoh. 15:14-15). Tuhan! Kami ini orang yang hina, berdosa, tidak benar, tidak layak! Tetapi Engkau menjadikan kami sahabat-Mu. Kiranya kami berbuat menurut perintah-Mu seumur hidup kami, agar tidak menyia-nyiakan kasih-Mu.