SAUH BAGI JIWA
“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.” (Mazmur 126:5-6)
“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.” (Mazmur 126:5-6)
Suatu kali, selesai paduan suara mempersembahkan pujian, seorang saudara berkata kepada saya: ‘Kita memakai banyak waktu untuk latihan, sedangkan waktu tampil hanyalah 10 menit, ini terlalu singkat, tidak sebanding dengan waktu latihan.’
Saya jawab: ‘Benar! Tetapi apakah engkau tidak pernah mendengar pepatah: ‘berdiri di atas mimbar 10 menit, memerlukan latihan di bawah mimbar 10 tahun’? Kita giat berlatih adalah untuk sungguh-sungguh melakukan pekerjaan kudus, maka Roh Kudus bekerja untuk mengharukan jemaat yang mendengar suara pujian kita, benar-benar genap ‘orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan sorak sorai!’.
Petani tidak takut berjerih payah di bawah terik matahari, dia menabur dengan mencucurkan air mata, bergiat berkeringat menyiram air, memupuk, merawat, barulah dia dapat menuai dengan sorak sorai. Demikian juga seperti orang yang belajar main piano, dia siang malam berlatih agar dapat memainkan lagu yang memukau; seperti orang yang belajar melukis, sepanjang malam dia menoreh kuas di atas kanvas, untuk menghasilkan gambar yang mengagumkan; seperti murid yang rajin belajar, untuk mendapat nilai yang tinggi; seperti karyawan yang giat bekerja, untuk meratakan karirnya ke atas; seperti pedagang yang giat membuka pasar baru, untuk menghasilkan keuntungan besar. Karena ‘tidak ada makan siang yang gratis di dunia ini!’, pepatah mengatakan, untuk mendapatkan hasil gemilang, orang harus berjuang tanpa henti-hentinya; untuk menuai dengan sorak sorai, harus menabur dengan mencucurkan air mata.
Kita setiap hari membentuk kebiasaan membaca Alkitab dan berdoa, adalah menabur dengan mencucurkan air mata dalam penyempurnaan rohani, kekuatan yang terkumpulkan melalui proses lama ini akan membuat rohani kita maju dan kuat, akan menuai dengan sorak sorai. Sebaliknya, sifat malas dan kelemahan kita selalu mencari alasan untuk menunda atau asal-asalan, memberi kesempatan kepada Iblis merusakkan penyempurnaan rohani kita.
“Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.” (Yakobus 4:8); “TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” (Mazmur 25:14) Bila setiap hari kita mendekat kepada Allah dengan menyempurnakan rohani, maka Allah akan mendekat kepada kita, setiap hari kita bergaul karib dengan TUHAN, maka Ia akan memberitahukan perjanjian-Nya kepada kita.
Sama halnya dalam membertiakan Injil, bila kita tidak mau menabur dengan mencucurkan air mata, tidak mau mengatasi rintangan mengajak orang percaya kepada Tuhan, bagaimanakah kita dapat turut menyelamatkan jiwa manusia? Seperti tertulis: “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” (2 Timotius 4:2) Memang menabur akan mengalami banyak kesulitan dan tantangan, Iblis juga berupaya kuat menghalangi kita, membuat kita takut, putus asa, dan mundur, tetapi Allah sudah berjanji dan menjamin: “Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya!”