SAUH BAGI JIWA
“…janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.” (Yakobus 2:1b)
“…janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.” (Yakobus 2:1b)
Orang mempunyai banyak cara untuk melihat orang lain. Sebagian menilai orang lain dengan harta yang mereka miliki. Banyak orang memperlakukan seseorang yang dilahirkan sebagai bangsawan dengan lebih hormat. Yang lain lebih senang mendekati mereka yang mempunyai banyak uang. Ini adalah norma dunia. Orang-orang melakukannya bahkan tanpa mereka sadari. Mereka memperlakukan orang lain di sekeliling mereka secara berbeda.
Di tiap gereja, terdapat banyak jemaat yang bervariasi. Ada yang kaya dan miskin, dan yang lain ada di tengah-tengah. Namun sebagai umat percaya dalam Tuhan, Yakobus mengingatkan kita, bahwa kita tidak boleh melakukan pembedaan. Sebagai orang percaya, kita harus mengenali bahwa diskriminasi bertentangan dengan kepercayaan kita.
Tuhan Yesus adalah Tuhan atas kemuliaan. Ia mempunyai kuasa untuk meninggikan yang rendah, dan merendahkan mereka yang ada di tempat yang tinggi. Allah yang kita sembah adalah Allah yang benar dan di dalam Dia tidak ada pembedaan. Ia tidak memilih kita berdasarkan kepemilikan kita di bumi. Ia bersikap sama seperti saat Ia memanggil bangsa Israel keluar dari Mesir. Kepada mereka, Ia mengingatkan: Allah tidak memilih mereka karena mereka lebih besar jumlahnya, atau karena lebih benar daripada orang lain, tetapi karena Ia mengasihi mereka.
Kasih Allah yang tidak diskriminatif adalah contoh sempurna bagi kita. Karena Allah tidak membeda-bedakan diri kita, kita tidak berhak untuk membeda-bedakan orang lain. Sebagai orang percaya, kita menerima pemerintahan dan penghakiman berdasarkan hukum Allah. Hukum-Nya, Yakobus katakan, adalah “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Yak. 2:8). Seperti Allah mengasihi kita, kita juga harus mengasihi yang lain. Biarlah hal ini menjadi prinsip dalam perilaku kita.