SAUH BAGI JIWA
“Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya. Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.” (Mzm. 37:7-8)
“Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya. Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.” (Mzm. 37:7-8)
Mazmur pasal 37 dan 73 terdiri dari angka yang berkebalikan, secara kebetulan keduanya mengajarkan agar kita “jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya.” Orang yang telah lama diperlakukan tidak adil oleh orang lain, hatinya menjadi marah dan tidak puas. Cobalah untuk senantiasa membaca dan merenungkan pasal ini, pastilah akan membuat hati menjadi damai. Hati yang penuh keraguan pun akan mendapatkan jawaban.
Telah terlalu banyak ketidakadilan dan ketidakbenaran di dunia ini. Jika kita hanya mengarahkan mata kepada dunia ini, mungkin hari keadilan tidak akan pernah kunjung tiba. Tetapi apabila kita menempatkan pandangan kita kepada hal-hal yang di atas, percaya kepada setiap kalimat yang dikatakan Tuhan, maka kita akan mengetahui bahwa langit dan bumi akan berlalu, hari penghakiman pasti akan datang. Saat itu Tuhan akan menyatakan keadilan-Nya. Pada akhirnya setiap manusia akan dihakimi menurut segala yang ia lakukan di dunia.
Kita suka mengharapkan kemalangan menimpa orang yang jahat. Setidaknya ia mengalami penderitaan hebat saat maut menjemputnya. Namun yang seringkali terjadi, orang jahat malah melalui kematian tanpa penderitaan apa-apa, sehingga tidak sedikit orang yang meradang mendengarnya.
Kita juga seringkali melihat orang jahat tidak mengalami penderitaan atau bencana seperti orang lain. Merasa kebal dari penderitaan, kecongkakan menjadi kalung bagi orang jahat, kekerasan bagai jubah yang menghangatkan mereka. Karena mendapatkan lebih dari apa yang mereka inginkan, mereka menyindir dan mencemooh orang lain. Bahkan orang jahat pun membuka mulutnya melawan langit, lidah mereka membual di bumi. Lihatlah, inilah penggambaran orang jahat di Mazmur 73! Mereka menikmati kemudahan dan kenyamanan, harta mereka pun bertimbun-timbun tanpa henti.
Tetapi kita tidak perlu merasa marah atau tidak adil, tidak merasakan damai karena kecongkakan orang jahat. Sesungguhnya kesejahteraan mereka ditempatkan Tuhan di tanah yang licin, sehingga mereka terjatuh ke dalam kebinasaan. Seketika saja mereka menjadi suram, dan diliputih ketakutan hingga lenyap.
Seperti pada waktu manusia terbangun dari mimpi, ketika Tuhan terjaga, Tuhan memandang hina rupa mereka. Saya sering berpikir, Tuhan tidak memerlukan tidur, mengapa disebutkan Tuhan terjaga? Sesungguhnya, yang dimaksudkan adalah ketika Tuhan menerima kenyataan bahwa manusia-manusia jahat tidak mau berbalik, sehingga Tuhan tidak lagi memberikan kesempatan bagi mereka untuk bertobat.
Oleh sebab itu, waspadalah, jangan kita membenarkan apa yang salah, dan juga jangan membalas dendam kepada orang jahat. Hentikanlah amarah kita, tinggalkanlah geram kita, janganlah ada ketidakdamaian di hati kita sehingga membuat kita melakukan apa yang jahat. Karena yang berbuat jahat pasti akan dihapuskan, hanya mereka yang menantikan Tuhanlah yang pasti mendapatkan warisan.
Akhir kata ingatlah, “Jangan menjadi marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri kepada orang fasik. Karena tidak ada masa depan bagi penjahat, pelita orang fasik akan padam.” (Ams. 24:19-20)