SAUH BAGI JIWA
“Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.” (Kol. 4:2)
“Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.” (Kol. 4:2)
Kehidupan doa umat Kristen sering membentur kegagalan, salah satunya, yaitu tidak dapat bertahan untuk tekun dalam doa. Sebagian besar kebiasaan doa umat percaya tidak berkesinambungan: hari ini berdoa, besok tidak. Ini bukanlah masalah yang kecil. Hidup di zaman modern seperti sekarang menyediakan banyak alasan untuk membenarkan diri bila tidak berdoa. Banyak orang suka menggantikan waktu doa dengan urusan-urusan kecil, dan tidak mau memelihara kebiasaan tekun berdoa.
Kita semua menyadari pentingnya doa, tetapi karena malas kita mungkin berdoa satu atau beberapa hari, lalu berhenti. Maka apabila kita mau tekun berdoa, kita harus mengatasi rasa malas, dan bertekad untuk menjaga kebiasaan doa setiap hari. Ketika kebiasaan ini sudah terbentuk, satu hari saja tidak berdoa akan membuat seluruh tubuh merasa tidak nyaman; sama seperti kebiasaan sikat gigi atau mandi, sesibuk-sibuknya kita, kebiasaan-kebiasaan ini tidak akan kita abaikan.
Bila kita berpikir berdoa itu boleh ada boleh tidak, kita tidak akan bertekad untuk membentuk kebiasaan doa. Maka mudah sekali kita berhenti begitu saja di tengah jalan. Awalnya baik, tetapi tidak ada akhir yang memuaskan. Hal ini sangat merugikan rohani kita, dan akan sulit bagi kita untuk membangun mezbah keluarga agar menumbuhkan kehidupan rohani anak-anak kita.
Ada orang berpendapat, Allah tahu segala kebutuhan dan permohonan kita, untuk apa repot-repot mengganggu Allah dengan berdoa siang malam? Sesungguhnya Allah kita tidak akan merasa terganggu dengan doa kita. Sebaliknya Ia senang bila kita setiap hari selalu dekat dengan-Nya berkomunikasi dengan-Nya. Walaupun Allah tahu apa permohonan kita dan kebutuhan kita tanpa kita katakan, tetapi doa bermanfaat untuk membersihkan dosa, menyembuhkan luka, dan menumbuhkan rohani. Karena itu mengapa kita ragu untuk berdoa?
Kita umumnya punya kebiasaan makan tiga kali sehari. Bila kurang satu kali saja, perut akan terasan lapar tak tertahankan. Demikian juga karena kebiasaan mandi, satu hari saja kita tidak disiram air, kita akan merasa gerah dan merasa badan kotor. Jadi kita perlu membentuk kebiasaan dalam segala hal. Dengan kebiasaan itu kita akan merasa ada yang kurang bila kita tidak melakukannya. Demikianlah kita harus membentuk kebiasaan bertekun dalam doa, agar bila satu hari saja kita tidak berdoa, badan kita akan merasa tidak nyaman. Dengan demikian, rohani kita pasti akan tumbuh subur siap menghasilkan buah yang berkenan bagi Tuhan.
Ada pepatah yang mengatakan: ‘satu hari tidak baca buku, ucapan akan menjadi hambar; tiga hari tidak baca buku, wajah akan menjadi beringasan!’ Ketika satu hari saja tidak berdoa, ucapan menjadi hambar dan wajah pun menjadi beringasan. Apakah Anda merasa demikian juga?