SAUH BAGI JIWA
“Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yoh. 16:33)
“Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yoh. 16:33)
Bagi orang dunia yang tidak percaya akan Allah, kesusahan dan keselamatan saling berlawanan. Mereka tidak percaya di dalam kesusahan bisa ada keselamatan. Tetapi bagi orang yang percaya kepada Allah, keduanya ini justru bisa hidup berdampingan, karena setiap umat Kristen yang sudah sering mengalami penderitaan, mereka juga sungguh-sungguh mengalami damai sejahtera yang penuh di dalam Allah!
Kitab Ayub tertulis: “Melainkan manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya, seperti bunga api berjolak tinggi.” (Ayb. 5:7) Saya kira semua orang sependapat bahwa hidup itu memang susah. Baik orang yang percaya kepada Allah maupun yang tidak percaya, semuanya akan menemui kesusahan yang seperti bara api memakan kayu, percikan bunga apinya akan membubung tinggi. Paulus juga berkata: “Supaya jangan ada orang yang goyang imannya karena kesusahan-kesusahan ini. Kamu sendiri tahu, bahwa kita ditentukan untuk itu.” (1Tes. 3:3), jadi sudah lumrah umat Kristen pun pasti menemui kesusahan. Allah tidak akan menjauhkan kesusahan karena kita percaya kepada-Nya. Sebaliknya, Allah menggunakan kesusahan itu untuk membentuk kita agar rohani kita bertumbuh.
Allah tahu, hanya oleh badai ombak yang paling dahsyat dapat menghasilkan pelaut yang paling tangguh. Allah tidak akan menempatkan kita di laut yang selalu teduh tanpa ombak. Tetapi Ia membiarkan kita menahkodai kapal di dalam amukan badai, dengan demikian kita belajar dan menjadi terampil berlayar dengan berani bersandar kepada Dia!
Laksana induk burung rajawali yang menempatkan anaknya yang masih kecil di ketinggian puncak pohon atau tebing yang tidak terjangkau manusia. Begitu anaknya mencapai umur tertentu, induk itu akan mendorong anaknya jatuh ke bawah, dengan cara ini melatih kemampuan anaknya untuk terbang. Induk ini mengerti bila anaknya tidak pernah berada di tempat ketinggian di mana ia bisa menatap jauh ke sekelilingnya dan menguji nyali, bagaimana mungkin ia terlatih sehingga dapat terbang leluasa di angkasa raya, sekali-kali menukik laju ke bawah mengendarai tarikan bumi?
Hai anak-anak Allah! Kita boleh yakin, walaupun hidup di dunia ini ada penderitaan, tetapi Allah sudah berjanji akan memberi damai sejahtera kepada kita. Karena Allah kita sudah mengalahkan dunia, mengalahkan maut, dosa, kekuasaan dan penderitaan, tidak ada satu pun yang dapat membelenggu Dia.
Tuhan berfirman, “Sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku.” (Yoh. 14:30). Ia juga berfirman, “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu.” (Yoh. 14:18). Iblis sama sekali tidak ada apa-apanya di depan Allah, karena kita bukanlah yatim piatu dan kita terpelihara di dalam Dia. Jadi sekali pun di depan ada kesusahan, itu sama sekali tidak mempengaruhi kita. Di dalam Dia pasti ada damai sejahtera!
“Peace” by Gregg Gorman is licensed under CC BY