SAUH BAGI JIWA
“Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia” (Yohanes 14:23)
“Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia” (Yohanes 14:23)
Ketika Maria Magdalena datang ke kubur Yesus, betapa terkejutnya dia karena mayat Yesus telah tiada. Ia berlari kepada Simon Petrus dan murid yang dikasihi Yesus dan melaporkan hal tersebut. Setelah kedua murid tersebut datang ke kubur itu lalu pulang kembali, Maria tetap memutuskan untuk tetap berada di dekat kubur itu dan menangis. Tak lama kemudian, Tuhan Yesus pun menampakkan diri kepadanya.
Jika kita membaca Injil Yohanes, kita bisa menemukan alasan mengapa Tuhan Yesus menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Penulis Injil Yohanes menyampaikan perkataan Tuhan Yesus kepada murid-murid, “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya” (Yoh 14:21). Dengan kata lain, mereka yang mengasihi Tuhan, juga akan dikasihi Tuhan, dan Ia akan menyatakan diri-Nya kepada orang-orang itu. Seperti halnya, Maria yang dikasihi Tuhan Yesus sehingga Ia menampakkan diri padanya.
Pada hari ini, mungkin dengan tegas kita mengaku bahwa kita juga mengasihi Tuhan. Namun, jikalau kita mau renungkan, apakah benar bahwa Tuhan ada di dalam hati kita di setiap waktu? Apakah kita sungguh dengan sepenuh hati mengikuti ketetapan-Nya?
Dalam perkataan-Nya, Tuhan Yesus menegaskan bahwa seseorang yang mengasihi Tuhan, ia akan menuruti Firman-Nya. Dengan kata lain, pengakuan mengasihi tersebut akan tercermin dari tindakannya untuk taat pada ketetapan Tuhan. Maria begitu mengasihi Tuhan. Saat Tuhan Yesus memerintahkan Maria untuk tidak memegang-Nya melainkan untuk pergi memberitahukan kebangkitan-Nya; Maria dengan segera taat menjalankan perintah-Nya. Padahal Maria begitu merindukan kehadiran Tuhan Yesus dan ingin tetap bersama-sama dengan-Nya di tempat itu!
Pada hari ini, teladan Maria mengingatkan kita untuk senantiasa mengasihi Tuhan bukan sekadar perkataan mulut, tetapi dengan perbuatan nyata. Dalam Injil Yohanes, Tuhan Yesus justru memperingatkan bahwa ia yang tidak menuruti Firman-Nya, sesungguhnya tidak mengasihi-Nya dan Tuhan tidak tinggal diam dalam diri orang tersebut. Ini adalah hal yang ironis, sebab seseorang bisa saja menjalankan ibadah secara lahiriah, tetapi saat ia tidak menjalankan Firman-Nya dalam tingkah lakunya, perkataan ataupun pemikirannya dan kehidupan sehari-harinya–sesungguhnya Tuhan tidak tinggal diam bersama orang itu.
Oleh karena itu, menjadi seorang pengikut Tuhan bukanlah sekadar pengakuan lahiriah, melainkan bagaimana kita dapat mewujudkan pengakuan iman tersebut ke dalam perbuatan nyata kita sehari-hari. Bukan cuma saat kita sedang beribadah ataupun bersekutu, melainkan bagaimana kita menunjukkan kasih kita pada Tuhan saat kita sedang berada di rumah sebagai anggota keluarga; saat kita di kantor sebagai seorang pekerja, dan saat kita berada di lingkungan yang lebih luas sebagai bagian dari masyarakat. Marilah kita bersama-sama tunjukkan bahwa kita senantiasa mengasihi Tuhan dalam perkataan maupun perbuatan, sehingga orang-orang sekitar kita pun dapat menyaksikan sendiri bahwa Tuhan sungguh tinggal diam bersama-sama dengan kita. Haleluya!