SAUH BAGI JIWA
“Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku?” (Mazmur 116:12)
“Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku?” (Mazmur 116:12)
Daud telah merasakan kasih Tuhan yang sungguh besar terhadapnya. Tuhan selalu mendengarkan doa dan permohonannya. Ketika nyawanya terancam, ketika hatinya diliputi ketakutan akan kematian, ketika dia mengalami kesesakan dan kedukaan, dia berpaling kepada Tuhan dan Tuhan memberikan kekuatan dan penghiburan, serta meluputkannya dari belenggu maut. Daud mengakui dengan segenap hatinya bahwa Tuhan itu pengasih, penyayang, dan juga adil. Tuhan senantiasa memelihara orang-orang yang lemah dan sederhana, dan membela orang-orang yang diperlakukan secara tidak adil. Daud merasa sangat bersyukur atas segala kebaikan Tuhan atas dirinya, sehingga dia ingin membalasnya.
Maka, sebagai ungkapan rasa syukurnya, Daud bertekad untuk mengasihi Tuhan dan setia kepada-Nya sampai akhir. Ia ingin menghargai keselamatan yang telah diberikan dengan hidup benar di hadapan-Nya, mempersembahkan korban ucapan syukur dan memuji Tuhan.
Seumur hidup ini, kita pun telah banyak sekali merasakan kasih karunia Tuhan. Anugerah terbesar yang telah kita terima adalah keselamatan karena pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Dalam perjalanan hidup ini, kita juga telah banyak mendapat pertolongan dari Tuhan. Ketika kita merasa sedih, lemah, berbeban berat atau putus asa, kita datang kepada Tuhan di dalam doa dan mendapatkan penghiburan dan kekuatan. Ketika kita menghadapi masalah, Tuhan memberikan hikmat dan jalan keluar. Juga ketika kita sakit, Tuhan memberikan kesembuhan atau kesabaran dan kemampuan untuk menanggungnya. Itulah kasih Tuhan kepada kita.
Lalu, apa yang telah kita lakukan untuk membalas kasih Tuhan yang sedemikian besar kepada kita? Memang, kita tidak akan pernah dapat membalas kasih Tuhan yang begitu dalam dan luas, sekalipun kita memberikan nyawa kita! Namun, kita dapat meneladani perbuatan Daud.
Tuhan menghendaki kita untuk mengasihi-Nya. Kita pun harus memiliki rasa takut dan hormat kepada Tuhan dan setia beribadah kepada-Nya seumur hidup kita. Menghargai anugerah keselamatan yang telah kita terima juga merupakan hal yang sepatutnya kita lakukan. Kita bisa melakukannya dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, dan dengan melakukan kebenaran.
Selanjutnya, hal yang dapat kita lakukan adalah memberikan persembahan kepada Tuhan. Penulis Kitab Roma berkata, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati” (Rom 12:1). Persembahan pertama kita adalah kekudusan hidup. Kita harus menjaga hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan agar tetap bersih dan kudus. Kemudian, kita juga dapat mempersembahkan milik kita, baik itu berupa talenta maupun materi. Kita dapat berpartisipasi secara aktif dalam pekerjaan Tuhan, sambil membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan.
Akhirnya, sama seperti Daud, kita harus memuji Tuhan atas segala kebaikan-Nya, “Dan lidahku akan menyebut-nyebut keadilan-Mu, memuji-muji Engkau sepanjang hari” (Mzm 35:28). Kiranya kita senantiasa menghargai kebaikan Tuhan di dalam hidup kita. Mari berusaha untuk membalas-Nya dengan hidup benar dan melakukan segala sesuatu yang berkenan dan menyukakan hati-Nya.