SAUH BAGI JIWA
“Sebab telah dekat hari TUHAN menimpa segala bangsa. Seperti yang engkau lakukan, demikianlah akan dilakukan kepadamu, perbuatanmu akan kembali menimpa kepalamu sendiri” (Obaja 1:15)
“Sebab telah dekat hari TUHAN menimpa segala bangsa. Seperti yang engkau lakukan, demikianlah akan dilakukan kepadamu, perbuatanmu akan kembali menimpa kepalamu sendiri” (Obaja 1:15)
Edom adalah keturunan dari Esau. Mereka tinggal di tanah Seir yang berbukit-bukit dan berbatu-batu, sehingga tanah Seir menjadi tempat berkubu yang kuat. Sesungguhnya Edom adalah orang yang berakal budi dan suka berdagang. Mereka juga merupakan bangsa yang kuat. Namun sayang, karena segala kelebihan itu mereka menjadi sombong. Mereka lebih mengandalkan diri sendiri daripada bersandar kepada Tuhan. Ini terbukti ketika Israel mengalahkan mereka, mereka bukan memohon pertolongan kepada Allah, melainkan berpaling kepada Mesir. Mereka juga mementingkan diri sendiri dan tidak mau menolong orang lain. Contohnya adalah ketika mereka tidak mengizinkan orang Israel melewati negeri mereka. Selain itu, mereka adalah para penyembah berhala, percaya pada juru tenung dan tukang-tukang ramal. Mereka juga sangat benci dan dendam kepada orang Israel karena Saul dan Daud pernah menaklukkan mereka, sehingga mereka bersukacita atas kemalangan yang menimpa Israel.
Oleh karena segala kejahatan mereka itu, maka Allah akan menghukum mereka. Inilah yang akan terjadi pada Edom, seperti yang telah dinubuatkan dalam Yeremia 49:17-18, “Edom akan menjadi ketandusan; setiap orang yang melewatinya akan merasa ngeri dan bersuit karena segala pukulan yang dideritanya. Seperti pada waktu ditunggangbalikkannya Sodom dan Gomora dan kota-kota tetangganya—firman TUHAN—maka seorang pun tidak akan diam lagi di sana dan seorang manusia pun tidak akan tinggal lagi di dalamnya.”
Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari Edom. Pertama, ketika kita tahu bahwa kita diberkati dengan banyak hal oleh Tuhan, misalnya dengan iman, hikmat, talenta, ataupun harta, janganlah kita menjadi sombong. Sadarilah bahwa semua itu merupakan kasih karunia dan titipan dari Tuhan semata-mata. Kita tidak memiliki hak untuk bermegah dan bersandar pada semua itu.
Kedua, jangan menyembah berhala atau percaya pada takhayul. Larangan untuk menyembah berhala ada di dalam hukum Allah. Allah adalah Allah yang cemburu. Dia tidak mau diduakan, sebab hanya Allah yang layak untuk disembah dan dimuliakan. Kita tahu bahwa berhala di zaman modern ini tidak selalu berupa patung atau benda, melainkan segala sesuatu yang kita anggap sebagai yang utama. Jadi ketika kita menganggap uang sebagai yang utama, melebihi segala-galanya bahkan Tuhan sekalipun, maka ia menjadi berhala kita. Ini juga termasuk orang, cita-cita, karier, dan hobi. Maka, janganlah kita memuja sesuatu lebih daripada Allah.
Ketiga, jangan menyimpan rasa benci atau dendam, bahkan terhadap orang yang jahat kepada kita sekali pun. Roma 12:17-18 berkata, “Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” Sebab pembalasan adalah hak Tuhan.
Jadi, selama kehidupan kita di dunia ini, kita harus berusaha keras untuk menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani. Kita harus senantiasa menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah, selama masih diberikan kesempatan. Jangan berbuat menurut kehendak kita sendiri, melainkan turutilah kehendak Allah. Kelak setiap perbuatan kita harus dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Amin.