SAUH BAGI JIWA
“Janganlah berlaku seperti nenek moyangmu dan saudara-saudaramu yang berubah setia terhadap TUHAN, Allah nenek moyang mereka, sehingga Ia membuat mereka menjadi kedahsyatan seperti yang kamu lihat sendiri” (2 Tawarikh 30:7)
“Janganlah berlaku seperti nenek moyangmu dan saudara-saudaramu yang berubah setia terhadap TUHAN, Allah nenek moyang mereka, sehingga Ia membuat mereka menjadi kedahsyatan seperti yang kamu lihat sendiri” (2 Tawarikh 30:7)
Tuhan adalah Allah yang panjang sabar dan besar kesetiaan-Nya. Oleh karena itu, Ia menghendaki umat-Nya juga setia kepada-Nya. Melalui seorang nabi-Nya, Tuhan berfirman, “Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” (Mik 6:8). Namun sayangnya, manusia seringkali tidak mengindahkan firman-Nya, suka memberontak dan berubah setia.
Di dalam Alkitab, paling tidak ada dua orang raja yang berubah setia terhadap Tuhan. Mereka adalah Raja Uzia dan Raja Yoas. Uzia melakukan apa yang benar di mata Tuhan selama hidup Zakharia, yang mengajarkannya supaya takut akan Allah. Selama ia mencari Tuhan, Allah membuat segala usahanya berhasil. Kerajaan Yehuda menikmati kemakmuran yang besar selama pemerintahan Uzia. Sebab selain memperhatikan soal-soal pertahanan, Uzia juga sangat memperhatikan pertanian dan peternakan sehingga namanya termasyhur sampai ke negeri-negeri yang jauh.
Namun sangat disayangkan, keberhasilan itu justru mengakibatkan kejatuhannya. Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati dan melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada Tuhan, Allahnya, dan memasuki bait Tuhan untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan–suatu hal yang hanya boleh dilakukan oleh imam-imam yang telah dikuduskan. Akibatnya, ia dihukum dengan penyakit kusta dan sampai mati ia tinggal di sebuah rumah pengasingan, karena ia dikucilkan dari rumah Tuhan.
Seorang raja lainnya yang berubah setia adalah Raja Yoas. Yoas melakukan apa yang benar di mata Tuhan selama hidup Imam Yoyada yang mengajarkan dia. Bersama dengan Yoyada, Yoas bermaksud untuk membarui rumah Tuhan dan membuat perkakas-perkakas untuk rumah Tuhan. Ia juga tetap mempersembahkan korban kepada Tuhan. Tapi semua itu hanya dilakukannya selama Yoyada masih hidup.
Setelah Yoyada mati, ia meninggalkan rumah Tuhan, lalu beribadah kepada tiang-tiang dan patung-patung berhala. Ia lebih memilih untuk mendengarkan nasihat dari para pemimpin Yehuda yang semakin menjauhkannya dari Allah daripada peringatan dari nabi Allah. Tentu saja semua itu menimbulkan murka Allah, sehingga Ia mengutus orang Aram menghukum Yehuda. Yoas sendiri mati dibunuh oleh pegawainya di atas tempat tidurnya dalam keadaan luka berat. Demikianlah akhir dari kedua raja yang telah berubah setia kepada Tuhan.
1 Korintus 10:12 berkata, “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” Jangan mengira bahwa jika kita telah lama percaya kepada Tuhan dan mendengar firman-Nya, maka kita pasti selamat. Keselamatan baru akan kita peroleh jika kita berdiri teguh dan berpegang pada kepercayaan, ajaran, dan pengharapan dalam Tuhan sampai akhir hidup kita.
Maka, seumur hidup ini kita harus waspada terhadap berbagai hal yang dapat melunturkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan, seperti ajaran dan guru palsu atau hal-hal yang dibenci oleh Tuhan seperti kesombongan dan ketamakan. Jangan sampai kita kehilangan kepercayaan kita yang teguh seperti Yoas atau meninggikan diri seperti Uzia. Kiranya apa yang mereka alami ini dapat menjadi peringatan yang baik bagi kita. Haleluya!