SAUH BAGI JIWA
“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” (Roma 12:11)
“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” (Roma 12:11)
Rasul Paulus menasihati jemaat di Roma agar senantiasa bersemangat dalam melayani Tuhan. Sesungguhnya, nasihat ini pun berlaku bagi kita, umat yang percaya kepada-Nya. Mengapa? Sebab Rasul Paulus menjelaskan bahwa kita dapat menjadi pengikut Kristus adalah semata-mata karena kasih karunia yang telah Allah anugerahkan kepada kita. Semua manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, sehingga tanpa kasih karunia Allah, tidak seorang pun dapat selamat. Yesus Kristus telah menjadi korban tebusan dan jalan pendamaian antara Allah dan manusia. Dengan demikian kita dapat memiliki pengharapan akan keselamatan dan kehidupan kekal.
Karena begitu besar kasih Allah kepada kita, maka kita pun harus membalas kebaikan-Nya itu. Salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah dengan melayani-Nya. Di dalam gereja, sangat banyak pekerjaan yang harus dilakukan, sehingga dibutuhkan banyak pekerja. Alangkah baiknya jika setiap jemaat dapat berpartisipasi di dalamnya. Tidak peduli sekecil apa pun pekerjaan yang kita lakukan, asalkan kita melakukannya dengan setia, maka itu berkenan kepada Tuhan.
Bagi kita yang telah terlibat dalam pelayanan, hendaknya kita tetap melakukannya dengan setia dan bersemangat. Jangan hanya bersemangat di awal dan kemudian berhenti. Selama kita masih bisa melakukannya, marilah kita terus melayani Dia. Luangkan waktu, persembahkan hati, pikiran, dan tenaga, bahkan kalau perlu, harta kita. Sebab semua itu tidak ada artinya jika dibandingkan dengan keselamatan kita. Memang kadang kala, kita pun bisa merasa letih dan jenuh. Ketika kita merasa demikian, pertama, ingatlah kasih dan pengorbanan Yesus. Kedua, ingat juga bahwa semua jerih payah kita itu tidak akan sia-sia (1 Kor 15:58).
Sesungguhnya, kerajinan yang dimaksud oleh Rasul Paulus, bukan hanya kerajinan untuk melayani pekerjaan Tuhan saja, melainkan juga kerajinan dalam mengembangkan kerohanian kita. Hendaknya kita juga senantiasa bersemangat untuk meningkatkan iman kerohanian, sehingga ada pertumbuhan rohani. Jangan pernah merasa puas dengan kondisi kerohanian yang kita miliki sekarang. Kita harus terus belajar dan berusaha untuk meningkatkan iman dan pengetahuan kita akan kebenaran. Kita juga harus senantiasa memperbaharui pikiran agar semakin menyerupai Kristus, mengenal pikiran dan kehendak-Nya.
Mengenai hal ini, Rasul Petrus memberikan kita nasihat yang sangat baik, “Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang” (2Ptr. 1:5-7). Dengan kata lain, kesungguhan dan kerajinan dalam pelayanan tanpa disertai pertumbuhan rohani–ketaatan, rasa takut akan Tuhan dan komitmen untuk senantiasa mengevaluasi diri, menjaga kekudusan, kesalehan dan penguasaan diri–menjadi suatu kemunafikan bahkan batu sandungan bagi orang lain.
Jadi, baik pelayanan maupun pertumbuhan rohani, keduanya merupakan usaha yang harus kita lakukan seumur hidup. Kita harus menjaga agar kita tetap bersemangat, meskipun kita telah lama melakukannya. Jangan biarkan Iblis membuat semangat kita pudar. Jika kita setia melakukannya sampai akhir, maka kita akan memperoleh kehidupan kekal dan pujian dari Bapa di surga. Amin.