SAUH BAGI JIWA
“Dengan keadilan seorang raja menegakkan negerinya, tetapi orang yang memungut banyak pajak meruntuhkannya” (Amsal 29:4)
“Dengan keadilan seorang raja menegakkan negerinya, tetapi orang yang memungut banyak pajak meruntuhkannya” (Amsal 29:4)
Di saat sebelum doa penutup, umumnya pengkhotbah akan membacakan hal-hal yang akan didoakan bersama–salah satunya “Doakan bangsa dan negara kita.” Gerakan doa bagi bangsa dan negara secara umum seringkali muncul ketika negara sedang mengalami bencana atau masalah secara nasional. Para warga negara dengan latar belakang yang berbeda-beda pun turut aktif berpartisipasi mendoakan negara agar bisa cepat pulih kembali dan terlepas dari permasalahan.
Namun, bagaimana pandangan Firman Tuhan mengenai kedamaian bangsa dan negara? Bagaimana kita seharusnya menyikapi hal tersebut?
Raja Salomo, dengan hikmat yang telah diberikan oleh Tuhan, menuliskan dalam kitab Amsal bahwa seorang pemimpin menegakkan negerinya dengan keadilan. Sebaliknya, pemimpin yang hanya memperhatikan kepentingan dirinya sendiri akan membawa negerinya kepada kehancuran.
Para penulis kitab Perjanjian Lama memberikan peringatan melalui contoh kehidupan para pemimpin negeri, bahwa saat mereka menjalankan kebenaran Allah dan bertindak adil dan bersih di hadapan Tuhan, maka berkat dan bimbingan-Nya beserta. Sebaliknya, ketika mereka berlaku tidak setia dan mengabaikan keadilan serta kebenaran Tuhan, maka penyertaan Tuhan pun sirna.
Meskipun negara berada dalam keadaan ekonomi yang baik dengan taraf hidup rakyat yang cukup–jika para pemimpin tidak dapat menjadi teladan bahkan menjadi batu sandungan bagi rakyatnya sendiri–akhlak dan moralitas rakyat pun menjadi luntur. Manusia akan mencintai dirinya sendiri, menjadi hamba uang, membual dan menyombongkan diri, menjadi pemfitnah, memberontak terhadap orangtua, tidak tahu berterima kasih dan tidak mempedulikan agama (2Tim 3:2).
Disinilah kita sebagai warga negara memiliki peranan penting, yaitu: berdoa bagi bangsa dan negara kita. “Berdoa” dalam hal ini bukan sekadar memohon kedamaian agar kondisi negara tenteram sehingga usaha pekerjaan kita tetap lancar dan aman; melainkan agar kedamaian–damai sejahtera yang dari Tuhan dapat turut dirasakan oleh bangsa dan negara, yaitu melalui umat-Nya, imamat yang rajani, yang dapat menjadi terang dan garam bagi lingkungan sekitarnya.
Saat kita sebagai warga negara Kerajaan Allah secara rohani dan warga negara suatu bangsa dan negara secara jasmani dapat dengan rendah hati menjalankan kebenaran pengajaran Firman Allah, maka kita dapat menjadi teladan serta membawa pengaruh yang baik kepada masyarakat sekitar. Pengaruh baik yang dilakukan secara terus-menerus pada akhirnya dapat membawa dan memperkenalkan jalan keselamatan Kristus kepada bangsa dan negara. Demikianlah makna dibalik doa untuk bangsa dan negara. Kiranya Tuhan Yesus membimbing kita. Amin.