SAUH BAGI JIWA
“Tuhan adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang” (Mazmur 116:5)
“Tuhan adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang” (Mazmur 116:5)
Pernahkah Anda mendengarkan cerita kuno dari zaman Dinasti Sung Utara? Cerita ini mengisahkan seorang bangsawan kaya raya yang wafat dan meninggalkan harta cukup banyak yang diwariskan untuk kedua orang putrinya. Setelah penguburan sang ayah selesai, keduanya mengajukan tuntutan hukum ke pengadilan karena merasa pembagian warisan tersebut tidak adil. Masing-masing menganggap bahwa bagiannya lebih sedikit dari bagian saudaranya.
Hakim bertanya kepada mereka apakah mereka merasa diperlakukan tidak adil, dan mereka berdua menjawab, ”Ya.” Maka sang hakim menyuruh mereka menuliskan daftar seluruh harta warisan yang diterima dari ayahnya. Lalu hakim mengambil sebuah keputusan: keduanya harus saling menukarkan warisan mereka. Keputusan cerdik sang hakim ini mampu mengecoh kedua putri bangsawan dengan ketamakannya sendiri.
Layaknya kedua putri itu, terkadang kita juga merasa bahwa berkat yang kita terima dari Tuhan tidak lebih baik dari berkat yang diterima orang lain. Hidup ini terasa banyak ketidakadilan. Orang lain sepertinya lebih terberkati dan hidupnya terlihat sangat menyenangkan. Sedangkan hidup kita terlihat menyedihkan dan kurang memiliki berkat atau bahkan terasa tidak terberkati. Tapi benarkah demikian? Benarkah Tuhan tidak adil?
Tuhan adalah seorang hakim yang sangat adil, bahkan hakim yang paling adil. Seorang hakim di dunia masih bisa bersikap kurang adil atau disuap, tapi tidak dengan Tuhan. Tuhan sudah menentukan bagian kita masing-masing dan tentunya telah disesuaikan dengan kemampuan kita.
Penulis kitab Yeremia 29:11 pernah menegaskan, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Dengan begitu, setiap rancangan dan hal yang telah Tuhan tentukan untuk kita, itu adalah yang terbaik untuk kita. Kehidupan kita tentunya berbeda dengan kehidupan orang lain. Sehingga rancangan Tuhan pun berbeda-beda antara satu orang dengan yang lainnya.
Jadi, marilah kita mau belajar pada hari ini untuk tidak bersungut-sungut karena melihat berkat untuk kita berbeda dengan berkat untuk orang lain. Apakah kita mau agar Tuhan mengambil keputusan seperti yang dilakukan hakim dalam cerita di atas? Atau kita mau bersyukur dengan segala yang ada, yang Tuhan telah berikan? Jika ditukar, belum tentu kita mampu bertanggung jawab akan hal tersebut dan belum tentu juga kita akan senang akan hal itu.
“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1 Tes 5:18).
Selamat beraktivitas dan Tuhan Yesus memberkati.