SAUH BAGI JIWA
“Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus” (Efesus 3:18)
“Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus” (Efesus 3:18)
Sepak bola adalah olahraga terpopuler di dunia. Permainan ini dilakukan oleh dua regu yang terdiri dari sebelas orang pada setiap regunya. Jadi total ada 22 pemain di lapangan. Untuk mengatur pergerakan pemain supaya lebih leluasa dalam bergerak dan mengecilkan kemungkinan benturan antar pemain, maka ditetapkanlah sebuah ketentuan yang mengatur ukuran lapangan. Untuk pertandingan tingkat internasional, lapangan sepak bola harus berdimensi panjang 105 meter dan lebar 68 meter.
Jika dihitung luasnya, berarti lapangan sepak bola memiliki luas 7140 meter persegi. Jika dibagi 22 pemain, berarti rata-rata pemain memiliki lingkup gerak kurang lebih 324 meter persegi. Ini memungkinkan pemain sepak bola bergerak dengan leluasa.
Bisa kita bayangkan, jika 22 pemain ini bermain di lapangan futsal internasional dengan standar WFF, yang ukuran standar minimalnya berdimensi panjang 25 meter dan lebar 15 meter atau 19 kali lebih sempit dari ukuran sebelumnya, berarti rata-rata pemain hanya mempunyai lingkup gerak kurang lebih 17 meter persegi. Bisa dipastikan, akan terjadi banyak benturan di sana-sini, sehingga pertandingan pun menjadi kacau dan sulit untuk dinikmati.
Apa yang dapat kita pelajari dari perbandingan kedua lapangan ini? Tentunya semakin sempit ukuran lapangan, semakin sedikit jumlah pemain yang dapat berpartisipasi untuk melakukan pertandingan di dalamnya.
Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Rasul Paulus menuliskan isi hatinya, betapa ia menginginkan para pembaca untuk memahami betapa lebar, panjang dan tingginya kasih Kristus kepada gereja-Nya! Rasul Paulus melanjutkan bahwa Tuhan dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan (Ef 3:20). Saat kita berdoa memohon sesuatu hal sesuai dengan apa yang kita pikirkan dan kehendaki, sesungguhnya Tuhan sedang dan akan melakukan jauh lebih banyak, melebihi dari pada apa yang kita mohonkan dan pikirkan. Dengan kata lain, kehendak-Nya dan rancangan-Nya sungguh tak terselami oleh pikiran kita!
Itulah sebabnya, Rasul Paulus menasihati jemaat untuk tidak menjadi tawar hati terhadap penderitaan yang dialaminya. Jemaat hanya melihat sebatas dan sesempit apa yang bisa dipandang oleh mata. Rasul Paulus begitu bergiat untuk Tuhan, namun mengapa ia begitu menderita? Fakta yang bertolak belakang itu dapat membuat hati orang yang melihat menjadi tawar dan pikiran menjadi sempit. Tetapi Rasul Paulus menegaskan bahwa kasih Tuhan sesungguhnya begitu lebar, panjang dan tinggi. Ada maksud dan ruang gerak rancangan Tuhan yang begitu luas dan mulia dibalik penderitaan yang diderita. Oleh karena itu, tetaplah berteguh dan jangan menjadi tawar hati.
Selain itu, kasih Tuhan yang begitu dalam dapat menjadi teladan bagi kita. Hati yang seluas samudra dan sedalam lautan tentunya semakin memperluas ruang gerak untuk lebih bersabar, berpikir panjang dan tidak mudah sakit hati. Damai sejahtera pun akan memenuhinya. Sebaliknya, orang yang berhati sempit, pikirannya pun sempit, penuh dengan emosi, tidak sabar, sering berselisih paham, mudah marah dan pendendam. Bisa dipastikan bahwa orang yang demikian tidak dapat merasakan damai sejahtera dalam hidupnya. Sudahkah kita memiliki hati yang lebar dan panjang?
Selamat beraktivitas dan Tuhan Yesus memberkati.