SAUH BAGI JIWA
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 25 Aug 2023
“ ‘Segala sesuatu diperbolehkan.’ Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna” (1 Korintus 10:23a)
“ ‘Segala sesuatu diperbolehkan.’ Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna” (1 Korintus 10:23a)
Perihal berpakaian dalam gereja, mungkin pernah terlintas dalam pikiran kita bahwa betapa buruknya mengenakan pakaian mahal hanya untuk diperhatikan atau untuk kesombongan yang sia-sia. Tidakkah demikian? Tentu.
Ada orang yang berpakaian untuk menarik perhatian orang lain. Mereka berpakaian karena itu membuat mereka merasa percaya diri. Ada juga yang mencoba menampilkan betapa baik cita rasa mereka dalam berpakaian, atau betapa mahalnya sepatu mereka, atau betapa mengesankannya parfum dan cologne mereka.
Rasul Paulus memperingatkan Timotius akan hal-hal ini dalam
Berpakaian rapi adalah sesuatu yang seharusnya kita lakukan pada hari Sabat untuk memperlihatkan hormat kita kepada Allah di hadapan orang lain. Tetapi sebagai tambahan bagi apa yang kita kenakan di luar, kita perlu sangat berhati-hati untuk memeriksa diri sendiri.
Penampilan luar kita dapat disebabkan oleh dua tujuan yang sangat berbeda. Sebagai contoh, anggaplah kita mengenakan pakaian Armani yang mahal untuk ke gereja. Kita dapat saja berkata pada diri sendiri, ”Pakaian ini bagus, aku ingin menampilkan yang terbaik bagi Allah.” Tetapi kita dapat juga berkata seperti kebanyakan orang lain, “Nah, pakaian ini membuatku tampak kaya, berkuasa, bergengsi dan sangat bagus!”
Berhati-hatilah, memang menjadi kaya, berkuasa, bergengsi, atau berpenampilan baik itu sendiri bukanlah berdosa. Tapi mengingini hal-hal tersebut adalah dosa. Adalah berdosa bila kita menempatkan keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup lebih tinggi dari Allah.
Jika kita menemukan diri kita pada awalnya hanya ingin berpakaian sopan tapi kemudian berubah menjadi menginginkan penampilan yang lebih kaya, berkuasa, berstatus tinggi, atau menarik, kita perlu lebih hati-hati lagi memikirkan dua hal ini: tujuan kita dan apa yang dipikirkan orang lain tentang tindakan kita.
Dengan semakin berkembangnya dunia mode, mungkin timbul pula pertanyaan bolehkah mewarnai rambut? Merias wajah? Melubangi telinga? Tampil botak? Mengenakan pakaian mahal buatan desainer?
Alkitab mengatakan “segala sesuatu diperbolehkan…”. Jadi singkatnya, ya, hal-hal di atas diperbolehkan. Tapi, sebelum menunjukkan tulisan ini ke hadapan orang tua dan berlari ke kios tato, bacalah dulu lanjutannya. “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun (1Kor 10:23).
Prinsip “pakaian Armani” di atas berlaku untuk semua orang di dunia yang ingin memperindah dirinya sendiri. Kita dapat melakukan apa saja yang kita kehendaki. Alkitab memberikan peringatan keras terhadap dosa-dosa mematikan: seks di luar pernikahan, penyembahan berhala, dan pembunuhan.
Tuhan Yesus juga memberikan peringatan terhadap segala sesuatu yang bila dipikirkan dapat membawa kita ke dalam dosa mematikan seperti memandang dengan penuh nafsu kepada lawan jenis, atau membenci orang lain.
Untuk hal-hal lainnya, Alkitab tidak membahasnya. Tapi kita harus ingat bahwa setiap keputusan yang kita ambil harus kita tanggung resikonya. Sebelum melakukan sesuatu, tanyalah diri kita, mengapa kita ingin melakukannya? Dan jika kita melakukannya, apa akibatnya? Jika kita membayangkan akibatnya, apakah itu membawa kita kepada hidup kekal? Apakah kita tidak menjatuhkan orang lain yang melihat kita, terutama anak-anak di gereja?
Jika kita bertanya “apakah Itu baik?”, itu berarti kita tidak yakin apakah hal itu benar atau salah, dan kita sedang mencari seseorang yang akan memberi kita izin untuk melakukannya. Hal ini merupakan pedoman pertama bagi kita untuk memikirkan kembali dengan sangat hati-hati apa yang sedang kita pertimbangkan.