SAUH BAGI JIWA
“Sebab itu seorang laki-laki akan … bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kejadian 2:24)
“Sebab itu seorang laki-laki akan … bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kejadian 2:24)
Kata “mitos” berarti suatu rekaan atau setengah-benar, khususnya bila mitos itu membentuk bagian dari ideologi. Kita punya mitos untuk hampir semua perkara yang dikenal manusia, mulai dari dewa-dewi Yunani kuno yang menjelajahi bumi untuk menentukan jenis kelamin anak yang belum dilahirkan.
Mengapa mitos ada? Hebatnya, mitos dapat dimulai dari hanya satu orang. Jika seseorang percaya bahwa suatu hal adalah benar tanpa perlu dibuktikan dan menyebarkan hal yang setengah-benar ini ke mana-mana, dengan berlalunya waktu, sebuah mitos pun tercipta.
Sayangnya, masalah yang ditimbulkan mitos adalah mitos-mitos itu jadi melekat erat dalam benak orang banyak dan, untuk semua maksud dan tujuan, dianggap sebagai kebenaran. Ini berbahaya ketika menyangkut masalah penting seperti pernikahan.
Statistik sekarang ini menunjukkan bahwa kira-kira setengah dari seluruh pernikahan berakhir dengan perceraian. Tak seorang pun berjalan di lorong antara bangku gereja sambil berpikir bahwa hubungan mereka akan gagal, tetapi banyak orang yang memang memiliki gagasan-gagasan dengan pemahaman yang keliru tentang apa artinya bagi dua orang untuk bersama.
Ketika Tuhan mendirikan pernikahan, Dia merencanakan agar pernikahan itu permanen. Dapat dipersatukan dengan orang lain sebagai satu kesatuan dan dapat memiliki hubungan yang begitu akrab adalah seindah misteri. Walaupun Tuhan telah berjanji untuk membimbing setiap langkah kita, pernikahan akan menemui titik-titik tertinggi dan terendahnya.
Di dalamnya, kita terikat untuk mengalami sukacita, kemarahan, kesakitan, dan kegembiraan, semua bergabung menjadi satu. Namun demikian, pada saat kita bertengkar atau mendapati bahwa kita tidak selalu sepakat, kita tidak perlu mencari jalan keluarnya pada menit itu juga. Melainkan, mohonlah agar Roh Kudus menunjukkan kepada kita bagaimana menjadi lebih kuat lagi sebagai satu kesatuan. Lagipula, pernikahan adalah tentang bahu-membahu bertumbuh di dalam anugerah Tuhan kita Yesus Kristus.