SAUH BAGI JIWA
“Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari”; dan kepada yang tidak berakal budi katanya: “Air curian manis, dan roti yang dimakan sembunyi-sembunyi lezat rasanya” (Amsal 9:16-17)
“Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari”; dan kepada yang tidak berakal budi katanya: “Air curian manis, dan roti yang dimakan sembunyi-sembunyi lezat rasanya” (Amsal 9:16-17)
Dalam kitab Amsal pasal 9 ini terdapat gambaran tentang seseorang yang dihadapkan pada dua pilihan jalan. Mau pilih jalan “hikmat” atau jalan “kebodohan”? “Hikmat” mengundang orang-orang yang tidak berpengalaman dan tidak berakal budi agar datang kepadanya untuk memperoleh didikan dan pengertian, sehingga tidak disesatkan, melainkan dipimpin menuju jalan kehidupan.
Sementara itu “kebodohan” juga mengundang mereka untuk menikmati kesenangan dalam dosa, untuk memuaskan hawa nafsu keinginan daging. Hasil curian terasa begitu manis dan lezat untuk dinikmati tanpa diketahui orang. Walaupun awalnya kelihatan sangat menarik hati, namun kebodohan membawa orang yang diundang menjauh dari Tuhan dan pada akhirnya membawa kepada kebinasaan kekal.
Salah satu contoh orang yang mengikuti jalan kebodohan di dalam Alkitab adalah Demas. Awalnya Demas memilih jalan yang benar, yaitu mengikut Paulus dalam pelayanan pekerjaan Tuhan. Namun sangat disayangkan, kecintaan Demas pada dunia ini membuat dia beralih meninggalkan Paulus dan pelayanannya. Firman Tuhan mengingatkan kita dalam Galatia 3:3, “Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?”
Mencintai dunia berarti mencintai semua yang ada dalam dunia, yaitu keinginan daging, dan keinginan mata serta keangkuhan hidup. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya. Rasul Paulus juga dengan jelas menegaskan dalam surat Roma, “Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.”
Hikmat akan memimpin kita menuju hidup kekal dan damai sejahtera. Namun kebodohan akan berusaha dengan segala cara menggoda kita sehingga kita mencintai uang, dan materi lainnya, serta memuaskan hawa nafsu daging kita yang akan membawa kepada kebinasaan kekal. Pilihan ada di tangan kita.
Ingatlah bahwa setiap pilihan yang kita ambil, akan menentukan nasib kekal kita: apakah kita akan masuk ke dalam kerajaan surga yang mulia atau dilemparkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Kiranya Tuhan mengaruniakan kepada kita hikmat rohani agar kita dapat memilih dengan benar.