SAUH BAGI JIWA
“Dan ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: ‘Gembalakanlah domba-domba-Ku’ ” (Yohanes 21:17)
“Dan ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: ‘Gembalakanlah domba-domba-Ku’ ” (Yohanes 21:17)
Saat Tuhan Yesus menampakkan diri kepada murid-murid, Ia meluangkan waktu untuk makan bersama mereka dan bercakap-cakap. Dalam percakapan itu pula, Yesus mempercayakan pada Petrus amanat untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Ia memberikan perintah tersebut kepada Petrus dengan tiga cara yang berbeda. Dalam Alkitab yang ditulis dalam bahasa Inggris, hal itu lebih jelas terlihat: Pertama, berilah makan anak-anak domba-Ku. Kedua, peliharalah domba-domba-Ku. Ketiga, berilah makan domba-domba-Ku. Perkataan: “Apakah engkau mengasihi Aku?” mendahului setiap perintah ini. Intinya, Yesus mengatakan: “Jika engkau mengasihi Aku, engkau harus menggembalakan domba-domba-Ku.”
Jadi siapakah domba-domba Tuhan itu? Mereka adalah jemaat yang kita lihat di gereja hari ini, tetapi terlebih lagi, mereka adalah jemaat-jemaat yang tidak kita lihat. Seringkali kita bersalah dalam hal tidak memperhatikan domba-domba yang sudah tidak lagi di dalam kandang; mungkin mereka telah tersesat, atau mereka sedang sakit. Kadangkala kita terlalu sibuk menggembalakan domba-domba yang sehat sehingga kita melupakan domba-domba yang hilang atau yang sakit.
Suatu kali Yesus menceritakan sebuah perumpamaan tentang seseorang yang meninggalkan sembilan puluh sembilan domba miliknya hanya untuk mencari satu dombanya yang hilang. Dia tahu bahwa dombanya yang sembilan puluh sembilan itu sudah aman dan ia mengerahkan usahanya untuk mencari satu yang tersesat. Misi Yesus di bumi adalah untuk “mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Luk 19:10). Demikian pula, ini pun harus menjadi misi kita.
Karena waktu dan tenaga kita sangat terbatas, kita harus menggunakannya dengan bijak. Daripada menghabiskan waktu makan siang di hari Sabat bersama teman-teman kita, mungkin kita bisa berbincang-bincang dengan seorang saudara yang terlihat sendirian atau terasing. Daripada menghabiskan waktu libur kita dengan pergi berbelanja atau tidur-tiduran, kita dapat menggunakan waktu itu untuk menghubungi seorang saudari yang sudah berminggu-minggu tidak kita lihat. Daripada berkumpul dengan orang-orang yang kita sukai atau orang-orang yang sudah kita kenal, carilah mereka yang dijauhi orang, mereka yang tidak disukai oleh kebanyakan orang atau bahkan yang diberi predikat orang aneh.
Yesus berteman dengan orang-orang yang hina, berdosa dan miskin, mereka semua adalah orang-orang yang terbuang dari lingkungan masyarakat. Ia menjadikan Matius, seorang pemungut cukai, sebagai salah satu dari kedua belas rasul. Ia membiarkan seorang pelacur membasuh dan menyeka kaki-Nya. Ia menyentuh orang kusta. Semuanya ini Ia lakukan karena “bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.” Ia datang bukan untuk “memanggil orang benar, melainkan orang berdosa” supaya mereka bertobat (Mat 9:12-13).
Yesus memberikan kita perintah yang sama pada hari ini; Ia memanggil kita untuk menjaga domba-domba-Nya, khususnya yang kesepian, yang lemah dan yang sakit. Dengan cara inilah, kita dapat menjawab Tuhan: “Ya, Tuhan, kami sungguh-sungguh mengasihi Engkau dan kami akan menggembalakan domba-domba-Mu.”