SAUH BAGI JIWA
“Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?” (Kejadian 39:9)
“Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?” (Kejadian 39:9)
“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya,” demikianlah peringatan yang diberikan oleh Rasul Petrus pada jemaat melalui surat yang dituliskannya dalam surat
Berjalan keliling menunjuk pada aktivitas yang dilakukan oleh Iblis untuk mencobai dan menjatuhkan manusia, sifatnya berkelanjutan tiada henti sampai ada mangsa yang dapat ditelan atau masuk perangkapnya. Dalam injil Lukas 4:13, sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari Yesus dan menunggu waktu yang baik. Demikian juga ketika mencobai manusia: Iblis menunggu kesempatan yang tepat untuk menyambar kita. Jadi iblis tidak akan tinggal diam dan terus berupaya.
Pencobaan serupa pernah dihadapi oleh Yusuf. Ia menjadi orang buangan dan budak di rumah Potifar. Allah menyertai Yusuf sehingga segala yang dikerjakan Yusuf pun berhasil. Namun Iblis tidak tinggal diam dan terus berupaya menjatuhkan orang yang disertai Allah dengan berbagai cara.
Pertama, Iblis menggunakan istri Potifar untuk mencobai Yusuf: “Marilah tidur dengan aku.” Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar” (Kej 39:12). Berulang kali, Yusuf berhasil menolak pencobaan ini; “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?” (Kej 39:9) Melihat bahwa Yusuf tak bergeming dengan pencobaan, istri Potifar pun memfitnah Yusuf; ‘Dan ketika didengarnya bahwa aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannyalah bajunya padaku, lalu ia lari ke luar.’ Juga ditaruhnya baju Yusuf itu di sisinya, sampai tuan rumah pulang. Perkataan itu jugalah yang diceritakan perempuan itu kepada Potifar, katanya: ‘Hamba orang Ibrani yang kaubawa ke mari itu datang kepadaku untuk mempermainkan aku.’”
Perlu kita sadari bahwa Iblis mencoba menjatuhkan dan menjauhkan kita dari Tuhan. Maka tetaplah kita bersandar pada Allah dan kuat dalam Allah kita Yesus Kristus. “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” (Rm 8:31).