SAUH BAGI JIWA
“Jangan berikan kekuatanmu kepada perempuan, dan jalanmu kepada perempuan-perempuan yang membinasakan raja-raja” (Amsal 31:3)
“Jangan berikan kekuatanmu kepada perempuan, dan jalanmu kepada perempuan-perempuan yang membinasakan raja-raja” (Amsal 31:3)
Raja Lemuel memperoleh nasehat yang baik dari ibunya. Ibunda raja memintanya untuk tidak memberikan kekuatannya kepada perempuan, dan jalannya kepada para perempuan yang dapat membinasakannya (Ams 31:3).
Di dalam Hukum Taurat sejatinya juga ada perintah demikian. Disebutkan bahwa seorang raja yang telah dipilih Allah, tidak diperkenankan untuk mempunyai banyak isteri, supaya hatinya tidak menyimpang (Ul 17:17). Sayangnya dalam realitas kehidupan para raja Israel, banyak di antara mereka yang melanggar ketetapan tersebut.
Salomo adalah satu contoh klasik raja Israel yang melanggar perintah dalam hukum ini. Ia disebutkan mencintai banyak perempuan asing, yakni perempuan Mesir, Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het. Bahkan apabila semua isteri dan gundiknya ditotal, jumlahnya sangat fantastis, yakni seribu. Tragisnya, isteri-isteri Salomo itu di masa tuanya menarik hatinya dari pada Tuhan hingga membuat imannya binasa. Mereka telah mencondongkan hati Salomo kepada allah-allah lain, bahkan lebih daripada itu. Begitu murkanya Allah, sehingga Ia berencana mengoyak kerajaannya (1Raj 11:11-13).
Selain raja Salomo, Alkitab juga mencatatkan kisah yang serupa dan tidak kalah populer. Ya benar, dia adalah Simson. Ia sesungguhnya orang yang sangat istimewa di hadapan Tuhan, sebab Tuhan-lah yang menghampiri dan memilihnya sendiri melalui kedua orang tuanya sebagai seorang nazir Allah. Ia tumbuh dewasa menjadi seorang hakim yang sangat kuat dan sukar dikalahkan musuh. Akan tetapi, diceritakan bahwa pada akhirnya ia harus binasa, kekuatan yang ada padanya seketika lenyap dari tubuhnya, karena rayuan dan desakan Delila dari Lembah Sorek, yang sebelumnya telah diupah oleh orang-orang Filistin untuk mencari kelemahannya (Hak 16:19-20).
Saudara-saudari, dua kisah ini hendaklah menjadi peringatan keras bagi kehidupan kita. Bagaimana tidak? Bayangkan saja, mereka bukanlah orang biasa. Salomo adalah orang yang sangat berhikmat, sedangkan Simson adalah orang sangat kuat. Tetapi ironisnya mereka jatuh hanya karena rayuan perempuan.
Alkitab memberitahu kita bahwa saat dibaptis kita akan mengalami kebangkitan yang pertama, dan akan memerintah sebagai raja (Why 20:6). Oleh karena itu kita harus waspada dan selalu berhati-hati terhadap perempuan yang dapat membinasakan iman dan hidup kita. Sebagai orang yang sudah memiliki pasangan, hendaklah jangan sampai tenggelam dalam rayuan perempuan lain (Ams 5:20). Begitu pula dengan anak-anak muda yang masih lajang, jangan sampai tergoda oleh rayuan dan jatuh ke dalam pelukan perempuan jalang (Ams 5:21-23). Mereka sesungguhnya seperti sumur yang sempit dan dalam yang dapat membinasakan seluruh kehidupan, keluarga dan iman (Ams 23:27).
Cukup menarik bahwa sang penulis Amsal menekankan bahwa kepada perempuan-lah, kekuatan dan jalan seseorang dapat diberikan, hingga akhirnya raja-raja binasa. Bagaimana mungkin? Penulis Amsal pun menjelaskan bahwa kejatuhan dan kebinasaan seseorang adalah karena rayuan dan godaan. Dalam bahasa Ibrani, kata “godaan” memiliki arti “mempengaruhi atau “memaksa.” Tentunya, secara penggunaan, godaan maupun rayuan bisa dilakukan oleh perempuan maupun laki-laki. Namun, nasihat sang penulis Amsal pada hari ini mengajarkan kepada kita bahwa perkataan manis ataupun bujukan dalam bentuk perbuatan memiliki pengaruh yang begitu besar pada seseorang.
Meskipun istilah “rayuan gombal” digunakan untuk merujuk pada bujukan yang tidak memiliki dasar atau omong kosong, rayuan itu tidak jarang “termakan” oleh orang yang digoda; sehingga akhirnya ia bisa memutuskan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang justru bertentangan dengan akal sehat maupun hati nuraninya. Betapa besar pengaruh rayuan dan godaan!
Kita harus berdoa agar Tuhan menjauhkan kita dan anak-anak dari pencobaan ini.