SAUH BAGI JIWA
“Karena tiga hal bumi gemetar, bahkan, karena empat hal ia tidak dapat tahan” (Amsal 30:21)
“Karena tiga hal bumi gemetar, bahkan, karena empat hal ia tidak dapat tahan” (Amsal 30:21)
Terkadang di dalam kehidupan, kita akan menemukan hal-hal yang terjadi di luar perkiraan kita. Murid yang begitu pandai dan tiap kali mendapatkan juara pertama, tetapi setelah lulus sulit sekali mendapatkan pekerjaan. Sebaliknya murid yang dicap nakal dan mendapat ranking terakhir, justru dicari oleh banyak perusahaan dan memiliki jabatan yang tinggi dalam pekerjaannya. Atau, sebuah rumah makan yang letaknya strategis di jalan besar dan didekor dengan begitu indahnya, tetapi tidak banyak pengunjungnya. Sebaliknya, rumah makan yang letaknya di dalam gang dan rasa-rasanya makan di sana tidak terlalu nyaman, justru banyak sekali orang yang mencari makanannya.
Demikianlah di dalam kitab Amsal ini, Salomo mengisahkan hal-hal yang dapat terjadi di luar perkiraan: karena seorang hamba, kalau ia menjadi raja, karena seorang bebal, kalau ia kekenyangan makan, karena seorang wanita yang tidak disukai orang, kalau ia mendapat suami, dan karena seorang hamba perempuan, kalau ia mendesak kedudukan nyonya-nya.
Banyak hal dapat terjadi di luar perkiraan kita. Seperti pengkhotbah juga mengatakan bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua.
Tuhanlah yang memegang kendali atas hidup kita. Sebagai manusia, kita hanya dapat berencana, tetapi kehendak Tuhanlah yang jadi. Sematang apa pun perencanaan kita, jika Tuhan tidak berkehendak, maka rencana kita tidak akan dapat terlaksana.
Seperti peristiwa menara Babel. Manusia berencana untuk membangun sebuah kota dengan menara yang puncaknya sampai ke langit. Tetapi karena Tuhan berkehendak lain, maka Ia pun mengacaubalaukan bahasa mereka sehingga mereka tidak mengerti satu sama lain. Demikianlah mereka terserak ke seluruh bumi dan berhenti mendirikan kota itu.
Demikianlah kehidupan kita. Tuhanlah yang memegang kendali atas kehidupan kita. Karena itu, biarlah kita boleh selalu berserah kepada Dia. Lakukan bagian kita, dan serahkan selebihnya ke dalam tangan Tuhan. Yakinlah bahwa segala sesuatu yang terjadi atas hidup kita adalah bagian dari rancangan-Nya yang indah. Haleluya!