SAUH BAGI JIWA
“Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi” (Amsal 27:5)
“Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi” (Amsal 27:5)
Dalam hubungan antar manusia, kadangkala kita merasa sungkan untuk menegur. Ketika melihat ada orang mengatakan atau melakukan hal yang salah atau kurang baik, kita enggan untuk memberitahu atau menegur. Kita cenderung untuk berdiam diri atau bersikap masa bodoh, apalagi jika yang mengatakan atau melakukannya adalah orang yang tidak kita kenal dengan baik.
Namun Alkitab mengajarkan kita hal yang sebaliknya. Ketika mendengar atau melihat seseorang melakukan kesalahan, kita harus memberitahu atau menegurnya. Sebab dengan berbuat demikian, kita sedang memberitahu bahwa dia sedang melakukan hal yang salah, dengan tujuan agar dia dapat berubah dan tidak lagi melakukannya.
Ajaran tentang menegur sesama yang berbuat salah, telah ada sejak zaman Perjanjian Lama, di mana Imamat 19:17 berkata, “Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia.”
Misalnya ketika ada teman kita yang memfitnah atau menjelek-jelekkan kita, padahal sesungguhnya kita tidak demikian. Kita harus meluruskan dan membicarakan hal ini secara langsung dengannya. Tanyakan secara baik-baik apa alasan dia berbuat demikian. Kita berharap agar teguran yang dilakukan dengan sopan serta komunikasi secara terbuka itu bisa membuat dia sadar dan berubah menjadi baik. Jangan kita berdiam diri namun memendam amarah atau dendam di dalam hati. Sebab dengan berdiam diri dan memendamnya, justru kita sama sekali tidak mencerminkan kasih. Ini akan membuat kita merasa kesal sendiri dan tergoda untuk berbuat dosa.
Jadi, menegur orang lain bukan hal yang salah, bahkan perlu untuk dilakukan, terutama jika itu berkaitan dengan kebenaran injil dan keselamatan seseorang. Namun, terlalu cepat bereaksi untuk menegur seseorang karena emosi juga bukanlah hal yang baik. Agar tidak salah paham, hendaknya kita mengedepankan kasih dalam menegur. Sangat mungkin bahwa orang yang kita tegur itu merasa tidak senang atas teguran kita. Oleh karena itu, sebelum menegur, kita juga perlu bertanggung jawab untuk mencari tahu kebenaran dan alasan mengapa seseorang melakukan perbuatan tersebut serta melihatnya dari berbagai sudut pandang. Yang penting, saat kita menegur, lakukanlah dengan kasih dan dengan tujuan yang baik dan penuh tanggung jawab, bukan sekadar untuk melampiaskan emosi, menghakimi bahkan mempermalukan orang itu.