SAUH BAGI JIWA
“Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana”
“Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana”
Orang benar seringkali dihadapkan pada berbagai masalah. Ketika seseorang bertekad hidup benar, ia harus siap menghadapi pencobaan. “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya” (2 Tim 3:12) Sebab Iblis tidak suka dan tidak menghendaki kita hidup benar. Maka dengan berbagai cara ia berusaha menjatuhkan kita. Jika kita tidak waspada, kita bisa jatuh ke dalam perangkap Iblis.
Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, rasul Paulus pernah menulis tentang penderitaan yang ia alami demi injil Kristus. Ia berkata bahwa ia telah banyak berjerih lelah, sering dipenjarakan, sering didera di luar batas, kerap berada dalam bahaya maut, beberapa kali disesah, dilempari batu, mengalami karam kapal, diancam bahaya banjir dan bahaya dari penyamun, bahaya dari berbagai pihak, baik dari orang Yahudi maupun non Yahudi, bahaya di kota, di padang gurun, di tengah laut, dan dari saudara-saudara palsu.
Karena begitu banyak penderitaan yang telah dialaminya itu, rasul Paulus pun pernah merasa lemah dan berdukacita. Namun, semua itu tidak membuatnya putus asa dan jera. Sebaliknya, dia semakin giat memberitakan Injil. Sebab sesungguhnya rasul Paulus dan rasul lainnya menganggap bahwa merupakan suatu kebahagiaan apabila mereka dilayakkan untuk menderita penghinaan dan penganiayaan karena nama Yesus. Bagi mereka, penderitaan yang mereka alami ini tidak ada artinya jika dibandingkan kemuliaan kekal yang akan mereka terima kelak. Inilah yang memberikan kekuatan dan penghiburan, sehingga mereka dapat terus maju dalam iman dan pemberitaan Injil. “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami.” (2Kor 4:17)
Dalam perjalanan iman Daud, ia pun pernah mengalami pasang surut. Setidaknya, ia pernah melakukan dua dosa besar. Pertama, ketika ia berzinah dengan Batsyeba dan membunuh Uria. Kedua, ketika dia menghitung orang Israel dan orang Yehuda. Semua itu merupakan hal yang jahat di mata Tuhan. Sebab dengan berzinah dan membunuh, Daud telah melanggar hukum Allah dan dengan menghitung orang Israel dan orang Yehuda, menunjukkan bahwa Daud tidak atau kurang mempercayai Tuhan, sekaligus juga menunjukkan kesombongannya karena memiliki banyak pengikut. Namun Daud segera menyadari kesalahannya dan mengakui dosa-dosanya dan bertobat. Inilah yang menyebabkan ia dapat segera bangkit setelah terjatuh. Ia pun percaya bahwa Tuhan akan mengampuninya.
Maka, ketika kita jatuh, entah karena dosa atau karena masalah, yang terpenting adalah kita beriman kepada Tuhan. Ketika jatuh dalam dosa, kita percaya bahwa Tuhan Maha Pengasih dan Pengampun. Jika kita sungguh-sungguh menyesal dan bertobat, Dia pasti akan mengampuni kita. Ketika kita jatuh karena masalah, kita percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan pencobaan melebihi kekuatan kita. Dia juga telah berjanji untuk memberikan kita jalan keluar pada waktu-Nya. Dan jika kita tetap ada di dalam Dia, maka kita akan memiliki damai sejahtera dan sukacita, terlepas dari apa pun masalah kita.
“TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk” (Mzm 145:14).