SAUH BAGI JIWA
“Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan”
“Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan”
Kitab Amsal 13:11 menegaskan, “Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya.” Apakah maksudnya? Keserakahan atau ketamakan adalah keinginan untuk mendapatkan harta atau uang secara cepat dan instan. Contohnya, berjudi semalam-malaman. Tetapi bukankah perbuatan berjudi boleh dikatakan sebagai kerja keras dengan usaha tangan sendiri?
Sang penulis Amsal kembali memperingatkan kita, “Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan” (Ams 28:22). Artinya, uang yang diperoleh dengan cara cepat dan instan, umumnya tidak akan berakhir dengan baik. Memang benar bahwa berjudi dilakukan dengan usaha tangan sendiri. Tetapi perbuatan judi itu sendiri akan semakin memicu rasa ketamakan dalam hati. Ketika orang tersebut menang, maka keserakahan dalam hati mencuat. Ia bertaruh lebih banyak lagi sebab ia ingin mendapatkan uang yang lebih besar dari kemenangan semula. Oleh karena hal demikian, tidak jarang pejudi-pejudi berakhir dengan hutang yang sangat besar oleh karena kalah dalam bertaruh.
Sama halnya dengan tiket lotre atau undian berhadiah uang. Semakin banyak seseorang membeli nomor undian, semakin orang itu merasa bahwa nomor yang tercantum mendekati angka kemenangan, dan ia akan semakin tergiur dengan jumlah uang besar yang ditawarkan. Tidak heran, tetap saja banyak orang tergila-gila dengan nomor undian dan merasa ingin menjadi seperti mereka-mereka yang telah memenangkan lotre, meskipun mereka sudah menghabiskan banyak uang di dalam membeli tiket-tiket tersebut.
Begitu pula halnya dengan bisnis investasi saham. Keuntungan yang ditawarkan begitu menggiurkan, berlipat-lipat kali hasilnya. Apalagi kalau investasi tersebut sedang membuahkan hasil. Namun, ada kalanya, nilai saham tidak dapat diprediksi turun-naiknya, sehingga begitu nilainya jatuh, kerugian yang dialami-pun juga cukup besar. Bahkan dalam beberapa kasus, sampai-sampai membuat beberapa orang menjadi putus-asa karena tidak sanggup membayarkan kerugian hutang yang ditimbulkan.
Hati yang dikuasai keserakahan tidak akan merasa puas dan tidak pernah akan ada rasa cukup. Dalam hidupnya, ia akan terus mengejar kekayaan yang tiada batas. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Galatia menekankan pentingnya penguasaan diri sebagai salah satu sifat buah Roh (Gal 5:23).
Pada masa tuanya, rasul Petrus dalam suratnya juga menasehatkan pentingnya mengejar penguasaan diri (2Pet 1:6). Apalagi di dalam mengejar uang, pada titik tertentu harus bisa memutuskan untuk berhenti. Jika bisnis yang kita lakukan ternyata semakin membawa pengaruh buruk kepada keluarga kita, secepatnya kita kaji ulang. Jika kita tidak pernah berhenti untuk merenungkan serta mengevaluasi diri, maka tidak ada batasan lagi di dalam mengejar harta–sehingga pada akhirnya, hubungan keluarga, gereja serta Tuhan-pun akan dikorbankan demi mendapat harta yang lebih banyak.