SAUH BAGI JIWA
“Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus” (Yudas 1:20)
“Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus” (Yudas 1:20)
Keadaan dunia semakin lama semakin dipenuhi oleh berbagai tantangan bagi iman kepercayaan. Penulis Injil Matius pernah menuliskan bahwa menjelang akhir zaman, akan banyak kegemparan dan mesias palsu yang menyesatkan. Inilah tantangan-tantangan iman yang dapat menjatuhkan. Jika iman tidak dibangun di atas dasar iman yang suci, maka keyakinan yang kita miliki akan mudah tergerus.
Rasul Petrus dalam suratnya pernah memperingatkan jemaat bahwa gereja akan menghadapi guru-guru palsu–bukan dari pihak luar melainkan dari antara mereka (2 Pet 2:1-3). Bahkan, rasul Paulus menambahkan dalam suratnya kepada jemaat di Galatia bahwa guru-guru palsu memutarbalikkan firman Tuhan dan mengacaukan jemaat. Dan orang-orang tersebut sudah masuk menyusup, menurut penulis surat Yudas. Mereka beribadah bersama-sama jemaat, melakukan kegiatan bersama-sama tetapi mereka sesungguhnya mencari kepentingan sendiri.
Tuhan Yesus dalam Injil Matius pernah menyampaikan tentang perumpamaan benih lalang yang tumbuh di antara gandum. Lalang adalah anak-anak si jahat sedangkan gandum adalah anak-anak Kerajaan Allah. Demikian pula halnya di akhir zaman ini, gandum dan lalang tumbuh bersama–bersama-sama melakukan ibadah dan pelayanan. Awalnya semua tampak sama. Namun, lama-kelamaan akan terlihat perbedaannya. Oleh karena itu, marilah kita berjaga-jaga dan tetap waspada.
Kewaspadaan yang sama pernah disampaikan rasul Paulus kepada jemaat di Efesus bahwa akan ada serigala-serigala ganas yang masuk ke tengah-tengah jemaat dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Kewaspadaan itu ditekankan melalui peringatan rasul Paulus bahwa bahkan di antara mereka sendiri akan muncul orang-orang dengan ajaran palsu berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar.
Peringatan lainnya juga disampaikan oleh rasul Petrus, bahwa tanpa dasar iman yang suci, seseorang yang telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, ia dapat terlibat lagi di dalamnya; seseorang yang telah mengenal Jalan Kebenaran, ia dapat berbalik dari perintah kudus-Nya–sehingga keadaan mereka menjadi lebih buruk dari pada yang semula (2 Pet 2:20-21). Pernyataan-pernyataan tersebut sesungguhnya memperingatkan kita bahwa saat kita lengah, merasa kuat secara rohani, tidak berjaga-jaga; maka kita rentan untuk menyalahgunakan kasih karunia Tuhan dan berbalik mengikuti hawa nafsu dan keinginan daging, bahkan pada akhirnya menghujat kebenaran Tuhan, gereja-Nya dan Tuhan sendiri.
Oleh karena itu, marilah kita membangun kerohanian kita di atas dasar iman yang paling suci. Hendaknya kita bersandar pada kuasa Roh Kudus agar kita dapat tetap mempertahankan ketekunan dan keyakinan untuk tidak mudah diombang-ambingkan oleh berbagai pengajaran yang menyimpang.