SAUH BAGI JIWA
“Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: ‘Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta… hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya’ ” (Matius 20:22-23)
“Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: ‘Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta… hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya’ ” (Matius 20:22-23)
Manusia cenderung menginginkan kedudukan yang lebih tinggi dalam suatu organisasi, karena bagi orang dunia hal itu menandakan pencapaian dan keberhasilan. Karena itu, ibu Yakobus dan Yohanes datang untuk meminta agar Yesus menaikkan karier anak-anaknya di kemudian hari, berharap bahwa posisi di sebelah kiri dan kanan Yesus dalam kerajaan-Nya akan mengamankan kedudukan mereka dan memastikan keunggulan mereka terhadap murid-murid yang lain. Akan tetapi, kekuasaan dan kedudukan bukanlah pencarian rohani. Yesus menegurnya dengan berkata “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta.”
Apakah kita tahu apa yang kita minta? Ketika kita meminta supaya Tuhan memberikan lebih banyak berkat, apakah alasannya supaya kita bisa melakukan pekerjaan-Nya dengan lebih baik lagi, ataukah karena kita ingin menjadi istimewa dan merasa lebih unggul dari yang lain? Tahukah kita bahwa arti kemajuan yang sesungguhnya dalam Kerajaan Surga ialah “turun ke bawah,” yaitu merendahkan diri untuk melayani orang lain, dan belajar dari teladan kerendahan hati Yesus?
Di masa lalu, mungkin kita pernah meminta karunia atau kesempatan khusus kepada Yesus untuk melakukan pekerjaan-Nya, padahal sebenarnya hanya untuk memuaskan hasrat kita akan kemuliaan. Tetapi, kehendak Tuhan ialah: kita harus merendahkan diri untuk melakukan pekerjaan-Nya. Bagi hamba-hamba Tuhan yang setia; status, jabatan, dan isi tugas pekerjaan kudus sama sekali tidak penting. Satu-satunya perkara dalam pikiran mereka ialah menunaikan tugas mereka sehingga kehendak Tuhan bisa digenapi.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” Ini sungguh merupakan doa seorang hamba Tuhan. Siapa melakukan tugas apa dan siapa menerima upah apa tidaklah penting bagi pekerja Tuhan; satu-satunya hal yang penting ialah tuaian dipanen. Jadi janganlah meminta supaya Tuhan membiarkan kita mengerjakan hal-hal menurut keinginan kita; melainkan, marilah kita belajar dari Paulus dan berkata, “Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?” (Kis 22:10).
Cara kita berdoa akan mempengaruhi kerohanian kita. Kiranya kita semua belajar dari kesalahan murid-murid dan belajar untuk meminta menurut kehendak Tuhan. Jika kita tunduk pada pimpinan Roh Kudus, Ia akan memohon bagi kita sesuai dengan kehendak Tuhan. Doa semacam ini akan memberikan damai sejahtera batiniah sehingga hubungan kita dengan Tuhan dan dengan orang lain akan diperbaharui, dan kekuatan pelayanan kita akan disegarkan.