SAUH BAGI JIWA
Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan (Amsal 15:16)
Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan (Amsal 15:16)
Beberapa waktu lalu, muncul istilah flexing di media sosial. Flexing merupakan perbuatan seseorang yang memamerkan harta kekayaan atau suatu pencapaian dengan cara berlebihan atau mencolok. Tindakan ini juga banyak dilakukan oleh perusahaan sebagai strategi promosi untuk memasarkan suatu produk. Di sisi lain, flexing juga banyak dilakukan oleh para penipu untuk membuat masyarakat tergiur untuk memperoleh kekayaan dalam waktu singkat. Penipuan berkedok investasi pun bermunculan setelah fenomena flexing ini. Seorang teman berkata, “Jika saya memiliki banyak harta, tentu saya tidak akan merasa cemas dalam menghadapi hidup ini. Saya akan merasa sangat bahagia dan tenteram.”
Tolok ukur kebahagiaan dalam hidup seringkali diukur dengan banyaknya materi atau harta kekayaan yang dimiliki. Setiap orang berusaha bekerja sekuat tenaga, mengorbankan pikiran dan waktu untuk memperoleh harta kekayaaan. Bahkan tidak sedikit orang yang rela mengorbankan kesehatannya demi mendapatkan harta kekayaan. Mereka rela meninggalkan keluarga, menyampingkan firman Tuhan dan akhirnya meninggalkan Tuhan demi memperoleh harta kekayaan.
Memiliki harta kekayaan memang membuat seseorang mampu memuaskan segala keinginan dalam hidupnya. Namun, semua hal yang diperoleh itu hanyalah bersifat sementara. Tuhan Yesus berfirman, “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.” (Mat 6:19).
Jika harta yang kita peroleh dapat dengan mudah hilang dan lenyap, sia-sialah kita mengorbankan banyak hal untuk memperolehnya. Alih-alih mendapat kebahagiaan, kita malah akan merasa selalu cemas dan takut kehilangan. Oleh sebab itu, Amsal mengungkapkan bahwa sedikit barang disertai rasa takut akan Tuhan lebih baik daripada banyak harta dengan kecemasan.
Dalam takut akan Tuhan ada ketenteraman yang besar dan perlindungan bagi anak-anak-Nya. Tuhan juga menunjukkan jalan bagi mereka yang takut akan Dia. “Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya.” (Mzm 25:12).
Saat ini apakah kita sudah terlalu banyak mengorbankan hal-hal yang sesungguhnya lebih berharga demi mengejar harta duniawi? Apakah rasa takut akan Tuhan mulai memudar ketika kita berusaha memperoleh apa yang kita inginkan?
Marilah kita mulai menata hati dan kehidupan kita dengan sebaik-baiknya. Tetaplah berkarya di dunia ini dengan disertai rasa takut akan Tuhan. Maka segala yang kita peroleh, baik banyak maupun sedikit, akan membawa sukacita, kedamaian dan ketentraman yang besar.