SAUH BAGI JIWA
Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik (Amsal 15:3)
Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik (Amsal 15:3)
Seiring perkembangan teknologi, saat ini penggunaan CCTV dapat ditemukan di mana-mana. Apa itu CCTV? CCTV adalah singkatan dari Closed Circuit Television atau kamera pengawas yang umumnya difungsikan sebagai alat untuk memonitor keamanan di berbagai tempat fasilitas umum maupun kediaman pribadi. Riset menunjukkan bahwa keberadaan kamera CCTV bisa meningkatkan keamanan di wilayah yang diawasi.
CCTV juga kerap disebut sebagai kamera pengintai karena selain berfungsi untuk memonitor keamanan, alat ini juga bisa digunakan untuk memantau kegiatan usaha dan aktivitas pegawai sehari-hari yang menjadi dasar untuk mengevaluasi kinerja pegawai.
Tuhan mengawasi perbuatan manusia setiap waktu. Namun, jika kita membandingkan antara cara kerja Tuhan dan CCTV, tentu saja kemampuan Tuhan untuk mengawasi jauh melampaui CCTV yang merupakan ciptaan manusia. Beberapa hal di bawah ini menunjukkan bagaimana pengawasan Tuhan jauh lebih baik dari CCTV.
Pertama, Tuhan tidak terbatas. Ia adalah roh yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Ia Maha Hadir, Maha Mengetahui dan Maha Kuasa. Di jagat raya ini, tidak ada yang lebih besar daripada Allah kita, termasuk semua perangkat elektronik buatan manusia yang paling canggih sekalipun.
Pekerjaan Allah sangatlah hebat; tidak ada apa pun dan seorang pun di dunia ini yang mampu menandingi dan membatasi kuasa-Nya. Allah mampu mengawasi manusia yang jahat dan orang yang baik, di mana pun mereka berada. Alkitab menuliskan, “Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.” (Ibr 4:13)
Kedua, Allah bisa melihat apa yang tersembunyi. Paulus berkata, “Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.” (Kis 17:29). Dari ayat ini, kita mengerti bahwa Tuhan dan kuasanya tidak dapat disamakan dengan perangkat manusia yang memiliki banyak kelemahan dan keterbatasan. Jangkauan kerja CCTV sangatlah terbatas, alias tidak mampu sepenuhnya mengawasi tindak-tanduk manusia. Misalnya, jika seorang penjahat secara hati-hati menjalankan aksinya, kamera CCTV tidak selalu dapat mendeteksinya.
Allah kita tidaklah demikian. Dia mampu mengawasi dan mengenali setiap orang yang melakukan perbuatan secara tersembunyi. Bahkan, Allah mampu melihat segala rancangan manusia yang penuh dengan kecurangan sampai ke batin dan hati manusia yang paling dalam (Mzm. 64:6).
Hal ketiga adalah kekekalan pekerjaan Allah. Kitab Pengkotbah berkata, “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.” Bukankah kamera CCTV juga demikian? Semua perangkat itu ada masa pakainya. Bahkan, terkadang barang itu bisa rusak dan mati total sebelum masa pakainya habis karena kesalahan manusia dalam menggunakannya.
Berbeda dengan CCTV, Allah bukan hanya sanggup mendeteksi, tetapi mampu mencegah seseorang berbuat jahat. Raja Daud pernah berkata, “Tetapi demi TUHAN, Allah Israel yang hidup, yang mencegah aku dari pada berbuat jahat kepadamu.” (1Sam 25:34). Allah kita berperan aktif untuk mencegah umat pilihan-Nya berbuat jahat di mana pun dan kapan pun. Oleh karena itu, jika manusia takut berbuat jahat karena mengetahui keberadaan CCTV yang mengawasinya, sudah seharusnya mereka lebih takut dengan keberadaan Allah yang Maha Hadir. Marilah kita takut dan gentar di hadapan Allah yang hidup, yang mata-Nya ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik. Amin.