SAUH BAGI JIWA
Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia (Amsal 12:25)
Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia (Amsal 12:25)
Siapakah yang tidak pernah merasa khawatir atau cemas dalam hidupnya? Selama masih hidup, tentu ada saja hal-hal yang membuat kita merasa khawatir. Semua manusia pernah atau sering merasakan kekhawatiran dalam hidupnya, bahkan ada yang sampai berlebihan. Justru janggal jika seseorang tidak pernah merasa khawatir.
Ayat di atas berkata bahwa kekhawatiran dapat membungkukkan orang. Rasa khawatir yang berlebihan akan membuat orang merasa begitu lemah dan tidak berdaya. Ia merasa bebannya begitu berat sehingga tidak dapat menegakkan tubuhnya. Beban berat itu membuatnya selalu memandang ke bawah. Ia tidak mampu menengadah, melihat ke atas kepada Yesus. Tidak heran jika orang yang selalu kuatir itu suka mengeluh, merasa letih lesu, muram dan bersedih hati.
Sesungguhnya, rahasia untuk menghalau segala kekhawatiran hanya satu, yaitu Tuhan Yesus. Yesus telah berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat 11:28). Saat kita datang kepada-Nya, kita akan mendapatkan kelegaan dan penghiburan, yaitu ketika kita membawa segala kekhawatiran kita di dalam doa. Ketika kita mulai memuji dan menyembah-Nya, kita akan menyadari kebesaran dan keagungan-Nya. Dia adalah Allah Yang Mahakuasa, Pencipta seluruh alam semesta! Adakah yang mustahil bagi-Nya? Segala masalah kita hanyalah perkara kecil bagi-Nya. Ketika kita mengucap syukur di dalam doa, kita kembali diingatkan tentang betapa baiknya Allah kita. Allah tidak pernah berubah; jika dulu Dia telah menolong kita maka Dia akan terus memelihara kita, asalkan kita tetap berada di jalan-Nya. Ketika kita merenungkan firman-Nya, firman itu akan menghibur dan meneguhkan kita.
Hana memperoleh penghiburan dan kekuatan setelah berdoa di rumah Tuhan. Sebelumnya, hatinya merasa sedih dan ia bersusah hati. Ia sering menangis karena Penina, madunya, selalu menyakiti hatinya. Ia juga merasa cemas karena belum memiliki anak. Oleh karena itu, setiap kali ada kesempatan untuk pergi rumah Tuhan, ia selalu berdoa dalam waktu yang lama di sana. Ia membawa segala permasalahannya dan mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan. Rasa cemas yang begitu besar dan sakit hati yang dalam membuatnya berbicara akrab dengan Tuhan. Doa membuatnya terhibur dan memberinya kekuatan, sekaligus pengharapan yang baru sehingga mukanya tidak muram lagi setelah berdoa.
Perbuatan Hana ini menjadi teladan yang baik ketika kita sedang dilanda kekhawatiran. Datanglah segera kepada Yesus! Jangan menyusahkan diri dengan membiarkan kekhawatiran itu mencekam hati dan pikiran kita. Itu adalah perbuatan yang sia-sia dan menyusahkan diri sendiri. Di dalam Filipi 4:6 Rasul Paulus menasihatkan, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Serahkanlah segala kekuatiran kita kepada Tuhan karena Ia baik dan berkuasa. Ia pasti akan memelihara kita, anak-anak-Nya yang kekasih.