SAUH BAGI JIWA
“Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri, daripada berlagak orang besar, tetapi kekurangan makan” (Amsal 12:9)
“Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri, daripada berlagak orang besar, tetapi kekurangan makan” (Amsal 12:9)
Pigura atau bingkai adalah tempat di mana sebuah foto diletakkan. Biasanya, foto yang diberikan pigura merupakan foto yang indah, bermakna dan berharga bagi seseorang. Tidak menjadi soal apakah citra yang ditampilkan oleh foto di dalam pigura sesuai dengan gambaran sesungguhnya yang nyata di luar pigura. Kebanyakan orang seringkali hanya mau melihat apa yang ada di dalam pigura itu dan tidak terlalu menghiraukan apa yang sesungguhnya terjadi di dalam kehidupan nyata.
Ketika selembar foto di dalam pigura menampilkan pencapaian-pencapaian masa lalu yang ingin dibanggakan seseorang, foto itu tidak bisa menunjukkan kerja keras dan pengorbanan di balik keberhasilan itu. Demikian pula, intrik-intrik jahat, kelicikan dan sikap menghalalkan segalanya demi mencapai kesuksesan juga tidak dapat ditampilkan di dalam sebuah foto. Ketika foto di dalam pigura memperlihatkan pasangan yang berbahagia atau keluarga yang harmonis, foto itu tidak bisa menampilkan pertengkaran, perselisihan dan air mata yang diteteskan untuk mempertahankan keutuhan pernikahan serta ikatan keluarga itu.
Pada zaman modern ini, pigura sudah beralih ke dalam bentuk digital. Berbagai platform media sosial yang ada telah menjadi “pigura” bagi setiap foto atau video yang kita unggah ke dalamnya, untuk menunjukkan citra yang kita inginkan orang lain lihat pada diri kita. Umumnya, orang tidak akan peduli apakah citra itu adalah diri kita yang sebenarnya atau hanya sebuah ilusi yang kita ciptakan untuk menyenangkan diri sendiri.
Saat ini merebak fenomena flexing di media sosial. Banyak orang berlomba-lomba menciptakan ilusi atas dirinya, tanpa memperhatikan kesehatan jasmani, kesehatan psikologi, bahkan sampai mengorbankan banyak uang demi menampilkan sesuatu di dalam “pigura digital”. Demi membuat sebuah konten di media sosial, orang memamerkan banyak hal untuk unjuk diri, yang dikenal sebagai “self branding” atau membangun “merk” diri sendiri agar banyak dikenal orang.
Amsal 12:9 berkata, “Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri, daripada berlagak orang besar, tetapi kekurangan makan.” Perkembangan zaman seolah-olah mendorong kita menciptakan citra palsu untuk ditampilkan kepada orang lain. Sebuah citra yang sebenarnya bukan diri kita sendiri, tetapi sengaja diciptakan supaya kita dapat diterima di tengah masyarakat modern. Hal ini bisa menjerat kita untuk memperhatikan apa yang ingin kita tampilkan di dalam sebuah pigura, tetapi menyampingkan perkara yang sebenarnya paling penting, yaitu kualitas diri kita yang sesungguhnya yang ada di luar pigura itu.
Amsal 12:9 mengingatkan agar kita jangan melupakan hal yang terpenting, yaitu kualitas di dalam diri kita yang sesungguhnya, bukan apa yang di luar, yang kita tampilkan untuk dilihat orang lain. Semua hal itu adalah hal-hal yang hanya ada di luar pigura.