SAUH BAGI JIWA
“Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat ” (Amsal 8:13)
“Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat ” (Amsal 8:13)
Penulis Amsal berkata bahwa ia membenci kesombongan, kecongkakan, perilaku jahat dan mulut yang penuh tipu muslihat karena semua itu dibenci oleh Tuhan. Ia adalah orang takut akan Tuhan. Karena itu, ia tidak mau melakukan hal-hal yang tidak disukai oleh Tuhan.
Amsal 16:5 berkata, “Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman.” Setiap orang yang sombong akan direndahkan oleh Tuhan. Kita telah melihat bagaimana akhir dari Sanherib, raja Asyur yang sombong. Ia merasa dirinya begitu hebat karena telah menaklukkan banyak bangsa. Ia berpikir Allah Israel dapat disamakan dengan allah-allah dari bangsa-bangsa yang telah ditaklukkannya sehingga tidak sanggup melepaskan Israel dari tangannya. Pada akhirnya, penghinaannya terhadap Allah harus dibayar mahal. Tuhan bukan hanya melepaskan Israel dari tangannya sehingga membuatnya mengalami kekalahan besar, Ia bahkan membuat Sanherib mati dibunuh oleh anak-anaknya sendiri. Itulah akhir dari orang yang sombong.
Akhir yang sama juga akan dialami oleh orang-orang yang jahat. Kejadian pasal 6 mencatat bagaimana Tuhan menyesal telah menciptakan manusia yang segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata. Kejahatan manusia yang semakin bertambah membuat Tuhan ingin memusnahkan manusia. Oleh karena itu, Tuhan mendatangkan air bah pada zaman Nuh.
Demikian juga halnya dengan mulut yang penuh tipu muslihat. Ini merupakan kekejian bagi Tuhan. Mulut penuh tipu muslihat tidak dapat membangun orang lain. Sebaliknya, ia akan menimbulkan kekacauan dan perselisihan. Orang yang mulutnya penuh tipu muslihat sama seperti Iblis, yang penuh tipu muslihat, suka memperdaya dan menyesatkan orang. Di dalam Alkitab tertulis mengenai seorang tukang sihir yang bernama Elimas. Ia selalu menghalang-halangi ketika Paulus dan Barnabas ingin memberitakan Injil kepada Gubernur pulau Pafos. Mengenai dia, Paulus berkata, “Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu? Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari.” (Kis. 13:10-11a)
Dari sini kita melihat bahwa tidak ada akhir yang baik bagi orang yang sombong, jahat dan mulutnya penuh tipu muslihat. Tentu kita tidak ingin memiliki akhir hidup demikian. Oleh karena itu, kita harus senantiasa memperhatikan segala yang kita pikirkan, ucapkan dan lakukan. Janganlah kita menjadi sombong karena sesungguhnya kita ini adalah debu. Tanpa belas kasih Tuhan, kita sama sekali tidak berarti dan tidak berdaya. Janganlah kita berbuat jahat sebab apa yang kita tabur akan kita tuai. Ingatlah itu sebelum melakukan segala sesuatu. Selain itu, kita pun harus menjaga lidah kita. Sebelum berkata-kata, ingatlah perkataan Rasul Petrus, “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.” (1Ptr. 3:10)
Jika kita menyebut diri sebagai orang-orang yang takut akan Tuhan, kita harus menjauhi semua perkataan yang jahat itu karena Tuhan membenci hal-hal demikian.