SAUH BAGI JIWA
“Janganlah hatimu membelok ke jalan-jalan perempuan itu, dan janganlah menyesatkan dirimu di jalan-jalannya” (Amsal 7:25)
“Janganlah hatimu membelok ke jalan-jalan perempuan itu, dan janganlah menyesatkan dirimu di jalan-jalannya” (Amsal 7:25)
Setiap manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing. Sejak kecil, saat kita bersekolah, guru seringkali bertanya kepada kita: “Apa cita-citamu?” Karena itu, sejak dini, kita sudah dihadapkan pada pilihan mengenai tujuan apa yang kita inginkan. Tentunya, tidak ada yang mau menjadi penjahat atau pelanggar hukum. Orang yang normal tentu akan memilih tujuan hidup yang baik.
Pernahkah kita berpikir bagaimana kelak keadaan kita setelah meninggal dunia? Jalan mana yang akan kita pilih: jalan menuju kehidupan atau kebinasaan? Tentunya, tidak ada orang yang mau binasa. Namun, banyak orang memilih jalan kebinasaan karena di dalam kehidupannya ia mengejar pemuasan hawa nafsu dan hidup dalam dosa.
Penulis Amsal mengulas perbandingan antara perempuan jalang dengan “seruan hikmat”–yang dalam bahasa Ibrani menggunakan gender perempuan dalam konteks tata bahasanya (Ams 7:5; 8:1-3). Dengan demikian, “perempuan jalang” dalam konteks Amsal secara rohani juga dapat diartikan sebagai “hal-hal yang berlawanan atau bertentangan dengan hikmat.” Dalam bahasa Ibrani, kata kerja “menyesatkan” juga merujuk pada penyimpangan dari ketetapan dan jalan Tuhan. Sedangkan “hati yang berbelok” secara rohani dapat merujuk pada sikap dan perilaku yang menjauh dari jalan yang benar menuju ke jalan yang salah. Itulah jalan kebinasaan “perempuan jalang” atau “hal-hal yang bertentangan dengan seruan hikmat.”
Kitab Amsal menuliskan bahwa jalan demikian menuju pada kebinasaan, yaitu jalan yang menuju dunia orang mati. Banyak orang memilih jalan ini dan berakhir pada kebinasaan. Artinya, masih banyak orang yang memilih untuk menempuh jalan ini. Inilah kehidupan manusia yang tidak mengenal Allah.
Sebagai orang-orang yang percaya kepada Tuhan, firman-Nya telah mengingatkan kita untuk tidak menempuh jalan kebinasaan. Apakah kita mau tetap berada di jalan-Nya? Jangan sampai kita berbelok. Tuhan yang baik memberikan firman-Nya agar kita tetap berada di dalam jalan-Nya. Hendaknya kita tetap berada di jalan yang menuju hidup. Tuhan berkata bahwa hanya Ia satu-satunya jalan kebenaran dan hidup. Kiranya kita tetap setia menempuh jalan ini sampai akhir hidup kita dan menerima mahkota kehidupan.