SAUH BAGI JIWA
“Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak” (Amsal 6:6)
“Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak” (Amsal 6:6)
Pemalas adalah orang yang tidak suka melakukan sesuatu. Orang seperti ini biasanya suka membuang-buang waktu dengan tidur, bersantai dan berpangku tangan. Waktu yang begitu berharga dihabiskan untuk hal yang sia-sia. Padahal, kita seharusnya menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya karena waktu adalah kesempatan. Jika sudah lewat maka tidak dapat kembali lagi.
Ayat ini memberi nasihat kepada si pemalas untuk belajar kepada semut. Semut adalah hewan yang sangat rajin. Di mana ada makanan manis, ia akan datang menghampiri tanpa mempedulikan jarak dan rintangan yang harus dihadapi. Ia tidak malas mondar-mandir untuk mengambil makanan. Bersama dengan teman-temannya, semut mengumpulkan makanan untuk persediaan. Mereka seperti tidak kenal lelah, tidak pernah menyerah ketika menemui rintangan. Mata mereka terpaku pada satu tujuan, yaitu membawa makanan itu ke sarang mereka. Semangat inilah yang harus ditiru oleh orang yang malas.
Kemalasan menyebabkan kemiskinan, yang pada akhirnya akan membawa pada kesusahan dan penderitaan, bahkan kematian. Hal yang lebih berbahaya adalah jika kemalasan ini adalah kemalasan rohani. Malas secara rohani akan berujung pada kebinasaan kekal. Ciri-ciri orang yang malas secara rohani adalah tidak suka beribadah, berdoa dan membaca Alkitab. Semua ini dianggap tidak menarik dan membosankan. Orang demikian lama-kelamaan akan mati secara rohani karena ia akan dengan mudah masuk ke dalam jerat Iblis dan semakin menjauhkan diri dari Tuhan. Jika terus dibiarkan, orang itu akan dilemparkan ke dalam api neraka dan mengalami kebinasaan kekal.
Penulis Amsal mengingatkan kita untuk belajar dari perilaku semut yang rajin. Kita harus rajin berdoa dan bersekutu dengan Tuhan, mempelajari firman Tuhan, melayani Tuhan dan suka berbuat baik. Dalam 2 Petrus 1:5-7, Rasul Petrus menasihatkan kepada kita, “Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.”
Sama seperti semut yang rajin mengumpulkan makanan untuk persediaan di musim dingin, kita pun harus rajin mengumpulkan pengetahuan rohani dan perbuatan-perbuatan yang dikenan Tuhan sebagai bekal agar kita layak untuk masuk ke dalam kerajaan surga.
Waktu kedatangan Tuhan yang kedua kali sudah semakin dekat. Dengan demikian, waktu kita pun tinggal sedikit lagi. Karena itu, kita harus mempersiapkan diri dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” (Mzm 90:12)
Pergunakan waktu dengan bijak. Jangan biarkan rasa malas ada pada diri kita. Sadarilah bahwa saat ini bukanlah waktu untuk bermalas-malasan. Kita harus semakin giat karena hari-hari ini adalah jahat. Jangan sampai kita menyesal karena tidak berbuat apa-apa ketika waktu dan kesempatan itu ada. Ingatlah, waktu yang sudah lewat tidak akan kembali. Kiranya Tuhan memberikan kita hikmat dalam menggunakan waktu dan menjauhi kemalasan.