SAUH BAGI JIWA
“Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari” (Amsal 4:18)
“Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari” (Amsal 4:18)
Manusia membutuhkan cahaya untuk hidup. Tanpa cahaya, manusia tidak dapat melihat, melakukan aktivitas, nyaris tidak dapat berbuat apa-apa. Dengan cahaya, manusia dapat melihat apa yang ada di depannya dan mengetahui keadaan di sekitarnya. Selain itu, dengan adanya cahaya, manusia dapat melihat dirinya sendiri, apakah pakaiannya bersih atau kotor.
Jalan orang benar adalah seperti cahaya fajar. Artinya, ia selalu berada dalam terang sehingga dapat membedakan mana yang baik dan tidak, serta apa yang pantas dan tidak untuk dilakukan. Sementara, jalan orang fasik berada dalam kegelapan sehingga mereka tidak tahu apa yang membuat mereka tersandung.
Siapakah terang itu? Di dalam Yohanes 8:12 tertulis, “Akulah terang dunia, barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” Tuhanlah yang mampu menuntun kita untuk membedakan mana yang baik dan tidak, serta apa yang benar dan tidak.
Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, kita sesungguhnya berada di dalam terang. Dapatkah kita membedakan antara apa yang benar dan tidak, apa yang sesuai dengan kehendak Allah dan apa yang tidak berkenan kepada-Nya? Apakah kita bisa dengan jelas melihat mana jalan yang menyukakan hati Allah?
Jika kita berada di dalam terang, kita seharusnya semakin sadar untuk menyelidiki diri sendiri. Apakah kita sudah menjaga agar pakaian, yakni perbuatan kita tetap bersih? Atau, apakah kita justru sedang menempuh jalan orang fasik dalam kegelapan?
Penulis kitab Amsal juga menekankan bahwa jalan orang benar akan semakin terang sampai rembang tengah hari. Terjemahan asli ayat ini dalam bahasa Ibrani adalah “sampai tengah hari atau hari sedang stabil”, yaitu saat matahari terlihat diam, tidak bergerak pada posisinya ketika siang hari yang terik.
Jika kita setia berjalan di jalan Tuhan, kebenaran-Nya akan menerangi dan memimpin kita sehingga kita bisa waspada dan terhindar dari hal-hal yang dapat membuat kita tersandung. Di dalam cahaya yang kian bertambah terang itu, noda-noda dosa yang melekat pada diri kita akan semakin terlihat sehingga kita bisa segera bertobat dan kembali berjalan di jalan-Nya.