SAUH BAGI JIWA
“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Amsal 3:5-6)
“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Amsal 3:5-6)
Pada tanggal 15 Desember 2019, Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meresmikan Jalan Tol Terpeka, yang menghubungkan provinsi Lampung dan Sumatera Selatan. Tol Terpeka merupakan jalan tol terpanjang yang dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (MURI). Dengan adanya jalan Tol Terpeka ini, perjalanan dari Bakauheni, Lampung ke Palembang, Sumatera Selatan menjadi lebih singkat. Jika sebelumnya perjalanan menghabiskan waktu 10-12 jam, sekarang cukup lima jam saja. Karena kelancaran dan waktu tempuh yang lebih singkat, tentu Tol Terpeka ini menjadi pilihan banyak orang yang akan melakukan perjalanan dari Lampung menuju ke Palembang.
Dalam kehidupan manusia, semua orang tentu berharap jalan hidupnya bebas hambatan seperti jalan tol. Segala sesuatu yang dikerjakan berjalan dengan mulus, usaha dan pekerjaan berjalan lancar, keluarga harmonis dan bahagia, tubuh selalu sehat dan pelayanan di gereja juga tanpa ada masalah. Itulah harapan kita semua.
Kitab Amsal mencatat tiga hal supaya Tuhan meluruskan jalan kita (Ams 3:5-6). Pertama, kita harus percaya kepada Tuhan dengan segenap hati. Kalimat ini mudah sekali dikatakan, tetapi tidak mudah dilakukan. Dengan akal pikirannya, manusia memikirkan segala sesuatu mengenai hidupnya, baik yang sudah berlalu, yang sedang dialami atau dilakukan, atau tentang masa depan. Umumnya, manusia seringkali merasa khawatir dengan masa depannya. Namun, menurut penelitian, ternyata 85% – 90% hal yang dikhawatirkan manusia itu tidak pernah terjadi. Firman Tuhan mengingatkan bahwa masa depan sungguh ada dan harapan kita tidak pernah sia-sia karena rancangan Tuhan bagi kehidupan kita adalah rancangan damai sejahtera (Ams 23:18; Yer 29:11). Karena itu, kita harus belajar mempercayakan masa depan kita ke dalam tangan Tuhan Yesus.
Kedua, jangan bersandar kepada pengertian kita sendiri. Apa yang kita anggap baik seringkali belum tentu benar. Pandangan manusia terbatas pada apa yang ada di depan matanya. Kita tidak dapat melihat apa yang ada di belakang. Karena itu, kita bisa dengan mudah melakukan kesalahan atau kekeliruan ketika bersandar kepada pengertian kita sendiri. Pengertian yang baik dan benar hanya bisa kita dapatkan dari firman Tuhan (Mzm 119:104).
Ketiga, mengakui Tuhan di dalam setiap langkah hidup kita. Dalam setiap keberhasilan kita, nama siapa yang kita akui di dalamnya? Segala sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan kita sesungguhnya adalah karena kasih dan kemurahan Tuhan Yesus. Jika kita melakukan ketiga hal ini, niscaya hidup kita diluruskan dan disertai oleh Tuhan.