SAUH BAGI JIWA
“Tetapi siapa mendengarkan aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka” (Amsal 1:33)
“Tetapi siapa mendengarkan aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka” (Amsal 1:33)
“Aku” yang dimaksud oleh penulis Amsal adalah hikmat. Setiap orang tentu ingin menjadi orang yang berhikmat. Hikmat membuat kita lebih mudah menjalani kehidupan ini. Sebagai orang Kristen sejati, kita harus berusaha untuk memperoleh hikmat. Namun, hikmat yang kita kejar bukanlah hikmat duniawi, melainkan hikmat rohani. Hikmat rohani adalah kemampuan untuk berpikir dan memandang segala sesuatu dari sudut pandang Allah. Oleh karena itu, hikmat rohani dapat kita temukan pada diri Allah (Ayb 12:13). Agar dapat memiliki hikmat secara rohani, kita harus terlebih dahulu mengenal Allah. Salah satu cara untuk mengenal Dia adalah melalui firman-Nya.
Penulis Amsal memberitahukan bahwa salah satu keuntungan besar dari orang yang memiliki dan mendengarkan hikmat adalah ia akan tinggal dengan aman, terlindung dari kedahsyatan malapetaka. Mengapa demikian? Orang berhikmat pasti takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Jadi, ia akan taat pada perintah Tuhan dan segala perbuatannya benar di mata Tuhan. Ia juga dapat membedakan yang benar dan yang salah sehingga ia akan selalu berada di jalan yang benar. Orang yang demikian pasti berkenan kepada Tuhan.
Di dalam Alkitab, kita dapat melihat bagaimana Yusuf yang dengan hikmatnya dapat mengatasi masa kelaparan selama tujuh tahun dengan baik. Selama tujuh tahun kelimpahan, ia mengumpulkan segala bahan makanan dan menyimpannya. Tentu, Yusuf dapat merancang semua ini karena hikmat yang diberikan Allah kepadanya karena ia adalah orang yang takut akan Allah. Hikmat telah membawa perubahan drastis atas hidupnya, dari seorang tahanan menjadi seorang penguasa di Mesir.
Sebaliknya, orang yang tidak berhikmat adalah orang yang bebal, yang hanya bersandar pada pengertiannya sendiri, sulit diajar dan bertindak semaunya sendiri. Walaupun orang Israel menyebut diri mereka sebagai umat Allah, mereka sesungguhnya tidak mengenal Allah dan tidak percaya kepada-Nya dengan segenap hati. Kita melihat bagaimana mereka seringkali bersungut-sungut dan melanggar perintah Allah. Semua ini membuat Allah murka sehingga Ia mengutus Nabi Yeremia untuk menubuatkan tentang kebinasaan mereka (Yer 6:19). Perbuatan orang Israel ini menunjukkan bahwa mereka tidak berhikmat karena mereka tidak takut akan Allah, sedangkan kita tahu bahwa permulaan hikmat adalah takut akan Allah.
Dalam bahasa Ibrani, kata “terlindung” dapat diterjemahkan secara harfiah menjadi “tinggal dengan damai dan tenang” atau “beristirahat tanpa gangguan.” Seperti halnya umat Tuhan dalam Perjanjian Lama, pada hari ini, jika kita dengan taat menerima dan menjalankan hikmat Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari, Tuhan akan memberikan rasa damai dan ketenangan dalam menghadapi segala kekuatiran dan permasalahan dunia yang menghimpit rohani kita.
Tuhan Yesus memberkati.