SAUH BAGI JIWA
“…kepada Filemon yang kekasih…” (Filemon 1)
“…kepada Filemon yang kekasih…” (Filemon 1)
Bagi seorang anak kecil, pertemanan adalah ketika ia dengan sukarela saling berbagi dengan orang lain—sesederhana itu. Namun, bagi orang dewasa, pertemanan lebih dari sekedar saling berbagi hal-hal bersifat materi. Komitmen dalam pertemanan bukan lagi sekedar melakukan aktivitas yang disukai bersama, melainkan dibangun atas dasar saling menolong dan berbagi kesulitan dan penderitaan yang sedang dialami. Itulah sebabnya, seorang penulis pepatah Inggris kuno, John Ray, menuliskan, “Teman di saat yang diperlukan adalah teman sejati.”
Contoh nyata pertemanan sejati dapat kita temukan dalam surat yang menyentuh hati antara dua teman—rasul Paulus dan Filemon. Pada saat penulisan surat ini, rasul Paulus sedang dipenjara oleh karena Injil. Namun, di dalam penderitaannya, kabar tentang kasih Filemon kepada orang-orang kudus menjadi kekuatan dan kegembiraan tersendiri bagi Paulus; sehingga rasul Paulus mengucap syukur kepada Tuhan saat mengingat Filemon dalam doanya. Rasul Paulus sendiri berharap bahwa melalui doa Filemon, ia dapat kembali bertemu dengannya. Sungguh, sebuah pertemanan yang begitu indah!
Dalam pembukaan suratnya, rasul Paulus dengan tegas menyebutkan, “dari Paulus…kepada Filemon yang kekasih.” Secara umum, kata “kekasih” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki konotasi makna “orang yang dicintai.” Namun, dalam versi bahasa Inggris New King James Version, terjemahan harfiah frase tersebut adalah “kepada Filemon, teman yang kami kasihi.” Dengan kata lain, rasul Paulus sedang menuliskan sebuah surat kepada teman dekatnya, Filemon.
Melalui surat Paulus kepada Filemon, kita dapat mengetahui bahwa Filemon begitu aktif di dalam pelayanannya sehingga ia menjadi salah satu dari teman dekat Paulus. Kedekatan pertemanan mereka terlihat jelas dalam surat itu sendiri, yaitu ditulis dengan gaya bahasa yang bersifat pribadi dan disertai dengan permohonan—tidak seperti gaya bahasa pada surat ke jemaat di Korintus, yang penuh dengan ketegasan dan disertai dengan teguran.
Surat Paulus kepada Filemon sesungguhnya adalah sebuah pembicaraan hangat antar teman dekat, yang melaluinya Paulus turut menyampaikan ucapan syukurnya atas perhatian dan doa Filemon atas dirinya. Tidak diragukan lagi, surat ini adalah surat pertemanan!
Surat ini adalah surat yang terpendek yang dituliskan oleh rasul Paulus. Namun, melaluinya, kita tetap dapat meneladani banyak hal tentang pertemanan antara rasul Paulus dan Filemon.
Dari isi surat tersebut, sepertinya banyak hal yang telah dilakukan oleh Filemon terhadap rasul Paulus dan tidak tercatatkan secara rinci. Rasul Paulus sendiri merasa begitu bersyukur dan sukacita memiliki teman seperti Filemon.
Sesungguhnya, surat Paulus kepada Filemon adalah surat pribadi, yang dituliskan kepada teman dekat Paulus dan juga kepada jemaat yang berada di rumah Filemon. Namun, surat pertemanan kedua orang itu tetap bertahan, bahkan pada akhirnya dikanonisasikan sebagai salah satu surat dalam Alkitab. Pada hari ini, surat Filemon dalam Alkitab Perjanjian Baru menjadi saksi hidup atas pertemanan yang begitu indah dalam Tuhan dan menjadi teladan bagi kita semua di dalam membina hubungan pertemanan dan persaudaraan di dalam Kristus.