SAUH BAGI JIWA
“…dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” (Filipi 2:3-4)
“…dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” (Filipi 2:3-4)
Diseluruh penjuru dunia selalu ada budaya yang unik dan menarik termasuk kebiasaan memberi salam atau memberi hormat. Ada yang dengan cara saling mencium pipi, saling berjabat tangan ataupun mengepalkan kedua tangan seperti “kiong Hi” pada orang-orang TiongHoa. Di Jepang, ada satu budaya yang disebut “ojigi,” yaitu sebuah kebiasaan untuk menghormati orang lain dengan cara membungkukkan badannya.
Dalam tradisi ojigi, ada beberapa tingkatan dalam membungkuk, yaitu: 5º (hanya bagian kepala), 15º, 30º, 45º, bahkan ada yang sampai kepalanya menyentuh di tanah. Semuanya itu dilakukan tergantung dari situasi dan kepada siapa mereka memberi hormat. Budaya yang sudah ada sejak seribu tahun yang lalu sampai sekarang ini tetap dipertahankan. Ada satu pengajaran yang bisa kita ambil dari ojigi, yaitu budaya menganggap orang lain itu lebih penting daripada diri sendiri.
Pelajaran menghormati orang lain ini sesungguhnya sudah sangat lama ada. Lebih dari dua ribu tahun lalu, pengajaran tersebut sudah tertulis dalam kitab Injil. Firman Tuhan mengajarkan bahwa kita harus mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri. Pada dasarnya, kita sangat menghargai diri sendiri. Hampir tidak mungkin ada orang yang mau merusak tubuhnya sendiri. Namun, janganlah kiranya kita lupakan orang lain juga.
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” –Matius 7:12