SAUH BAGI JIWA
“Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.” (Yohanes 4:42)
“Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.” (Yohanes 4:42)
Orang yang bijak akan memilih batu sebagai dasar rumahnya, agar rumahnya kokoh dan tidak lekang oleh waktu. Semua orang tentu ingin agar jerih payahnya mendirikan rumah tidak sia-sia. Bagaimanakah menjadi orang Kristen yang bijak?
Melalui perumpamaan ini Tuhan Yesus menyampaikan beberapa pengajaran bagi kita: Kita harus mengenal Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat umat manusia, Allah yang Esa, dan satu-satunya dasar iman kita. Orang-orang Samaria dari Sikhar menjadi percaya kepada Tuhan Yesus karena pemberitaan seorang perempuan. Mereka kemudian berkata kepada perempuan itu bahwa mereka percaya sebab mereka sendiri telah mendengar Dia dan tahu bahwa Dialah Juruselamat dunia.
Orang menjadi percaya melalui pengalaman yang berbeda-beda. Setelah percaya, setiap orang hendaklah sungguh-sungguh mengejar pertumbuhan rohani, dengan sepenuh hati mengenal Tuhan dan membangun dasar iman yang kokoh di atas Dia, dan “hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus” (Kol 2:8).
Teladanilah Paulus, yang mengajarkan bahwa apa yang dahulu merupakan keuntungan baginya, sekarang dianggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu dianggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah Paulus telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya ia memperoleh Kristus.
Tuhan pernah berkata bahwa Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. Allah maha tahu dan maha hadir. Ia mengetahui pikiran dan hati manusia, dan tidak ada mahkluk yang dapat bersembunyi dari pandangan mata-Nya. Ia menghendaki kita untuk membangun iman yang tulus dan benar.
Kiranya kita tidak berbuat seperti Akhan yang mengira tidak ada yang mengetahui perbuatannya menyembunyikan barang curian. Juga seperti bangsa Israel di masa lalu, mempersembahkan korban tanpa memikirkan apakah persembahan itu benar dan sesuai dengan perintah Allah atau tidak, dan mengira Allah dapat dibeli dengan persembahan sehingga menutup mata atas kejahatan yang menimpa orang-orang lemah.
Tuhan Yesus pernah menegur orang-orang Farisi yang munafik dan mengingatkan murid-murid-Nya untuk berjaga-jaga dan awas terhadap ragi orang Farisi. Karena itu kita harus benar-benar memahami perintah Allah bagi kita, dan menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.