SAUH BAGI JIWA
“Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.” (1 Korintus 14:15)
“Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.” (1 Korintus 14:15)
Di Perjanjian Lama, ibadah musik seringkali melibatkan unsur rohani. Ketika Saul ikut bernubuat bersama dengan kelompok para nabi, mereka menggunakan berbagai alat musik. Belakangan ketika Daud menjadi raja, ia dan pemimpin pasukan mengkhususkan para pemusik untuk bernubuat dengan kecapi dan alat-alat musik lain (1Taw 25:1).
Tambah lagi, musik tidak hanya digunakan untuk bernubuat, tetapi juga untuk peperangan rohani. Ketika roh jahat mengganggu raja Saul, Daud muda mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya. Ketika raja Yosafat diserang oleh raja-raja Moab dan Amon, TUHAN berpesan melalui nabi dan berkata, “Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah” (2Taw 20:15). Karena itu Yosafat menugaskan para penyanyi untuk menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN untuk mendahului pasukannya. Sembari mereka menyanyi, TUHAN mengalahkan musuh-musuh mereka.
Hari ini, peperangan rohani masih dapat dilakukan melalui musik, seperti contoh yang terjadi di Gereja Yesus Sejati, Irvine, Amerika Serikat. Saat para pendeta sedang mengusir setan, seorang penatua terilhami untuk mengajak para jemaat tidak hanya membantu doa, tetapi juga menyanyikan lagu kidung “Laskar Kristus Maju”. Nyanyian itu membantu mengusir roh jahat.
Banyak jemaat juga bersaksi mengenai kuasa rohani musik saat mereka menghadapi penyakit mematikan atau saat dalam kepedihan. Saat jemaat mengunjungi mereka di rumah sakit dan menyanyikan kidung pujian, mereka segera merasakan damai sejahtera Tuhan. Karena itu, kita tidak boleh memandang remeh kuasa rohani pujian. Pujian bagi Allah sangat berbeda dengan musik duniawi, karena Tuhan merupakan tema utama pujian.