SAUH BAGI JIWA
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Roma 12:1)
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Roma 12:1)
Tuhan Yesus mencari penyembah-penyembah yang benar (Yoh 4:23). Berdasarkan World Population Review tahun 2020, Kristen adalah kelompok agama terbesar di dunia saat ini dengan jumlah pengikut sebanyak 2,5 miliar orang. Artinya, Tuhan Yesus seharusnya memiliki 2,5 miliar orang yang menyembah dan memuliakan nama-Nya. Namun, dari jumlah penyembah sebanyak ini, berapa jumlah yang akan dinilai oleh Tuhan sebagai penyembah yang benar?
Orang Kristen dituntut untuk berjalan dengan iman, yang berarti semangat dalam melayani dan menyembah Tuhan didorong oleh keyakinan terhadap janji Tuhan serta tindakan nyata dalam kehidupan kita. Jadi, percaya bukan sekedar keyakinan bahwa Tuhan itu ada. Tetapi, iman yang diinginkan Tuhan adalah iman yang lapar untuk senantiasa melayani-Nya karena percaya bahwa Tuhan bekerja untuk menggenapi kehendak-Nya melalui orang-orang percaya (Ibr 13:21). Hari ini, banyak orang datang ke gereja tanpa berusaha untuk mempelajari apa pun. Mereka datang karena rutinitas atau hanya untuk membenarkan diri sendiri.
Di sisi lain, iman pada Tuhan juga harus ditunjukkan melalui perbuatan nyata. Contohnya di dalam hal memberi, kita harus memiliki niat yang tulus untuk membantu orang lain. Marilah kita meniru kasih yang dimiliki oleh gereja di Makedonia. Mereka hidup dalam kekurangan, tetapi mereka terus memberi (1Kor 8:2-4). Mereka memberi bukan hanya karena kewajiban, tetapi karena memiliki kasih yang besar terhadap para pekerja Tuhan. Mereka ingin memastikan agar para pekerja kudus tidak kekurangan apa pun sehingga dapat fokus melayani Tuhan.
Selain itu, ibadah sejati perlu dilakukan dengan sepenuh hati, tidak setengah-setengah. Perintah Allah yang terutama adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan kita. Artinya, kita tidak bisa melayani Tuhan dengan setengah hati. Melayani Tuhan adalah pekerjaan penuh waktu, yang menuntut kita untuk menjaga seluruh perilaku dan sikap agar selaras dengan kehendak Tuhan. Setelah kita memutuskan untuk dibaptis dan menerima Tuhan dalam hati kita, kita harus memulai seluruh perjalanan rohani ini. Inilah yang dilakukan Yosia ketika memutuskan untuk menyembah Tuhan yang benar. Dia membersihkan setiap allah palsu atau kekejian lainnya di Israel sehingga tidak ada allah lain atau penyembahan palsu yang diizinkan selain kepada Tuhan.
Yosia tidak membiarkan bentuk ibadah lain di Israel dan tidak mengizinkan bentuk ibadah lain di dalam hatinya. Hanya ada dua pilihan baginya, yaitu melayani Tuhan dengan sepenuh hati atau tidak. Kita tidak boleh puas dengan iman yang setengah-setengah atau iman yang bisa kita nyalakan atau matikan begitu saja sesuai dengan kenyamanan kita. Kita adalah bait Allah dan Allah tinggal di dalam hati kita sepanjang waktu (1Kor 3:17). Oleh karena itu, marilah kita juga tinggal di dalam Dia dan di dalam firman-Nya sepenuh waktu dan sepenuh hati.