SAUH BAGI JIWA
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? (Matius 5:46-47)
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? (Matius 5:46-47)
Sebagai umat pilihan Tuhan, satu hal yang harus selalu kita lawan adalah dorongan untuk berbuat dosa. Hidup di dunia ini adalah pertempuran terus-menerus dengan keinginan dosa. Ada banyak hal yang dapat menyebabkan kita tersandung secara rohani. Ironisnya, perintah yang paling sering kita langgar adalah perintah paling mendasar dalam Alkitab. Seringkali kita menyadari bahwa tindakan, perkataan dan niat kita ketika berinteraksi dengan orang lain bercampur dengan keegoisan dan rasa iri di dalam hati kita. Bahkan, mungkin saja kasih dan perhatian kita kepada orang lain tidak datang dari hati nurani yang murni dan tulus.
Meskipun orang-orang di sekitar kita menilai kita dari perbuatan yang terlihat, kebenaran kita pada akhirnya akan dinilai oleh Tuhan yang melihat niat dan pikiran kita (Ams 16:2). Tuhan mengharapkan umat-Nya untuk peduli pada kebutuhan orang lain, bahkan jika itu berarti mengorbankan kepentingan kita sendiri (Flp 2:4).
Sangat mudah bagi kita untuk mencintai dan merawat orang-orang yang mencintai dan merawat kita. Tetapi, Tuhan Yesus mengajarkan agar kita mengasihi semua orang tanpa syarat, baik itu teman atau musuh (Mat 5:46-47). Kepedulian terhadap orang lain seperti inilah yang ditunjukkan Yosia dalam hidupnya. Huldah, sang nabiah, baru saja memberitahu Yosia bahwa karena kerendahan hatinya dan penyesalannya, Yosia telah mendapat kemurahan di hadapan Tuhan dan tidak akan dihukum karena dosa-dosa Israel. Tuhan telah membenarkan Yosia.
Yosia bisa saja puas dengan nubuat ini karena dia sudah berada di bawah perlindungan Tuhan dan tidak akan mengalami nasib buruk. Namun, Yosia mengorbankan waktu dan tenaganya untuk memanggil semua penatua dan semua penduduk Yehuda dan Yerusalem. Yosia berkhotbah dan membuat mereka melayani Allah yang benar. Mereka tidak berpaling dari TUHAN selama Yosia masih hidup (2Taw 34:33).
Sebagai seorang raja, Yosia menggunakan posisi dan wewenangnya untuk memberitahu rakyatnya bahwa berhala-berhala yang mereka sembah adalah allah-allah palsu dan mereka harus kembali kepada satu-satunya Tuhan yang benar. Dia tidak peduli dengan semua pikiran negatif yang akan dipikirkan orang tentang dia. Dia terus menggunakan otoritasnya untuk melayani TUHAN dan melakukan apa yang benar. Hari ini, Tuhan telah mengaruniakan posisi sebagai anak-anak-Nya dan otoritas untuk menyampaikan firman Tuhan melalui Roh Kudus-Nya. Kita tidak boleh puas dengan keselamatan kita sendiri. Sebaliknya, kita harus berjuang bersama Roh Kudus untuk melayani dan menyampaikan firman Allah sepanjang hidup kita. Paulus menekankan pentingnya pekerjaan ini dengan mengatakan, “Melalui kami menyebarkan keharuman pengetahuan tentang dia di mana-mana.” (2Kor 2:14).
Rasul Yohanes pernah menuliskan, “Barangsiapa mencintai saudaranya, ia tinggal di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada alasan untuk tersandung.” (1Yoh 2:10). Jika kita mengasihi orang-orang di sekitar kita dan berharap agar mereka juga dapat diselamatkan, kita secara otomatis akan berdoa bagi mereka dan mengabarkan Injil kepada mereka. Jika kita merendahkan diri dengan sesama, maka kecemburuan, perselisihan dan kemarahan akan menjadi surut. Kita juga bisa memaafkan orang lain, hidup dalam damai, menyenangkan Tuhan dan menyenangkan orang-orang di sekitar kita.